BOLASPORT.COM - Kesuksesan Aleix Espargaro bersama dengan Aprilia menjadi perbincangan pada MotoGP musim ini, Espargaro membeberkan inspirasi yang membuatnya tetap setia bersama Aprilia.
Lima tahun bukan waktu yang singkat bagi karier Aleix Espargaro bersama Aprilia.
Espargaro datang pada waktu yang tidak tepat pada 2017, yaitu masa ketika Aprilia menjadi tim paling dihindari pembalap dalam bursa.
Dari musim yang kompetitif bersama tim independen Yamaha dan tim pabrikan Suzuki, Espargaro harus berdarah-darah saat kesulitan untuk sekadar finis di posisi 10 besar.
Musim 2018 dan musim 2019 diakui Espargaro sebagai periode tersulitnya bersama pabrikan asal Borgo Panigale tersebut.
"Anda sekarang bisa bilang bahwa untungnya saya tidak keluar dari Aprilia," kata Espargaro kepada Motorbike Magazine, dilansir dari Motosan.
"Akan tetapi saat itu benar-benar masa yang buruk, saya sama sekali tidak menyukai motornya, kami hampir tertinggal satu menit di setiap lomba."
"Saya mengharapkan transformasi kami sekarang di tahun 2018 dan 2019. Dengan dua atau tiga musim di Aprilia saya mengharapkan peningkatan."
"Namun saat itu yang terjadi adalah kemunduran dan saya mengalami masa yang buruk."
Baca Juga: Leopard Racing Siap Gantikan Suzuki jika Benar-Benar Keluar dari MotoGP
Seperti kata Espargaro, untungnya dia tidak keluar dari Aprilia sebelum mengalami musim tersukses sepanjang kariernya di semua kelas grand prix.
Sebagai informasi, baru pada musim ini pembalap berusia 32 tahun itu bisa finis tiga besar lebih dari satu kali dalam semusim dan meraih kemenangan.
Espargaro membeberkan bahwa kesetiaannya terhadap Aprilia terinspirasi dari kesuksesan Andrea Dovizioso di Ducati.
Dovizioso juga datang ke Ducati ketika pabrikan Borgo Panigale tersebut mengalami kegagalan dalam proyek ambisius dengan Valentino Rossi.
Baru tiga tahun setelah berseragam Ducati, tepatnya pada musim 2016, Dovizioso merasakan kemenangan yang sudah lama dinantinya.
Dovizioso mengalami kesuksesan lebih besar dengan menjadi pesaing terberat Marc Marquez dalam perburuan gelar selama tiga musim beruntun pada 2017-2019.
"Faktanya ketika saya tiba di Aprilia, saya mengatakan dalam beberapa wawancara, kepada orang terdekat, dan bahkan kepada diri saya sendiri bahwa teladan paling nyata adalah Andrea Dovizioso," ucap Espargaro.
"Dia mungkin seorang pembalap yang masuk kategori paling bertalenta seperti Casey Stoner, Dani Pedrosa, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo."
"Tetapi dengan ketekunan dan bertahan di tim yang sama, Dovi berhasil mengejar gelar dengan motor yang mungkin bukan 100 persen motor pemenang dan itu adalah contoh bagi saya."
Baca Juga: Yamaha Terkejut Fabio Quartararo Pimpin Klasemen MotoGP Setelah Awal yang Sulit
"Saya butuh waktu sedikit lebih lama, tetapi kurang lebih saya telah mendapatkannya dengan Aprilia," imbuhnya.
Espargaro cukup percaya diri untuk berpikir bahwa dia merupakan salah satu kandidat juara MotoGP pada musim ini.
"Pembalap di posisi keenam tertinggal 30 poin dari saya. Itu bagus buat saya, tetapi benar bahwa 10 atau 12 pembalap bisa menjadi juara, tak perlu diragukan," katanya.
"Kejuaraan ini brutal. Menjadi juara adalah sebuah impian, tetapi jika ada 12 nama dan saya di posisi ketiga, maka saya adalah salah satunya."
"Saya pikir Anda harus percaya, tetapi Anda juga harus menikmati perjalanannya dan melaju dari balapan ke balapan."
Baca Juga: Berita MotoGP: Pendamping Francesco Bagnaia di Ducati Ditentukan Juni
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar