"Setelah bisa menguasai keadaan, di gim kedua kami lebih nyaman untuk menerapkan strategi permainan dan menang lebih mudah dibanding gim pertama."
Sementara Jonatan masih terbawa dengan gaya permainannya saat Kejuaraan Asia 2022 yang dihelat pekan sebelumnya.
"Di gim pertama pola pikir saya masih seperti main di Kejuaraan Asia di Manila lalu yang anginnya cukup keras," ungkap Jonatan.
"Saat menang angin, pukulan-pukulan saya kurangi power-nya, ternyata malah serba-tanggung dan justru mengenakan lawan karena hembusan angin di sini tak sekencang di Manila lalu."
"Di gim kedua, saya sudah lebih fleksibel, tahu mengantisipasi soal angin. Pukulan kencang saya pun, tidak takut keluar."
"Saya pun bisa pegang kendali permainan dan bisa memenangkan pertandingan," kata pemenang medali perak Kejuaraan Asia itu.
Penyesuaian dengan kondisi lapangan juga dialami pemain tunggal putra ketiga, Shesar Hiren Rhustavito, yang menang dengan skor jomplang antara gim pertama dan kedua.
"Di gim pertama tadi saya memang harus beradaptasi dengan angin. Bagi pemain tunggal, menang angin itu justru menyulitkan," kata Vito.
"Setelah itu, semua berjalan sesuai rencana."
Baca Juga: Uber Cup 2022 - Pengalaman Penting Skuad Muda Indonesia dari Kemenangan Telak atas Prancis
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar