"Adaptasi enggak terlalu susah, walaupun enggak pernah tim, tapi karena kami sering ketemu di luar," ucap pemain berusia 33 tahun itu.
"Karena main bola musuh cuma di dalam lapangan, abis itu ya di luar (berteman) kalau mereka main di home saya dulu, saya jamu mereka, sebaliknya juga, kalau lagi away mereka yang jamu saya, sepak bola kekeluargaan harus dijaga."
Baca Juga: Uber Cup 2022 - Pencapaian Tim Indonesia Sudah di Luar Ekspektasi
"Ketika suatu saat kami bermain bareng tim tidak akan kendala, ya tinggal bagaimana situasi untuk keseluruhan tim, karena ada beberapa yang belum saya kenal, tapi hampir 50 persen saya kenal," tutur Saepuloh.
Lebih lanjut, Saepuloh berambisi membawa Tira Persikabo bersaing di papan atas klasemen kompetisi.
Pada Liga 1 2021-2022, Tira Persikabo mengakhiri kompetisi di peringkat ke-10 dengan perolehan 40 poin.
Baca Juga: Thomas Cup 2022 – Selalu Unggul, Jonatan Christie Jangan Lengah Lawan Li Shi Feng
"Untuk target pribadi saya mencoba berikan yang terbaik untuk tim daerah sendiri," ujar Saepuloh.
"Dan secara tim ya mudah-mudahan di tim papan atas," kata mantan pemain Semen Padang FC itu.
Sebelum berlabuh di Tira Persikabo,
Saepuloh berseragam Mitra Kukar yang berlaga pada Liga 2 2021.
Akan tetapi, Mitra Kukar harus terdegradasi ke Liga 3.
"Ada beberapa (tawaran dari klub lain), bahkan tim pelatih yang sampai terakhir bareng gimana mau bareng apa enggak, cuma terakhir saya mengobrol, sudah saatnya pulang," tutup Saepuloh.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar