"Sekarang, kami akan saling berhadapan dengan mereka lagi. Mereka memiliki skuad yang hebat dan mereka sulit untuk dilawan."
"Mereka bermain pada level yang sangat tinggi, dengan fisik yang hebat, tetapi senang bermain melawan mereka di final."
"Di final Istanbul 2005 itu adalah tim terbaik yang pernah saya latih di final. Sayangnya, dalam sepak bola ada ketidakpastian yang tidak dapat Anda kendalikan."
"Sulit untuk dijelaskan. Sulit untuk menjelaskan bagaimana kami melakukannya dengan mencetak dua gol dalam satu menit di menit ke-90 melawan Manchester City di semifinal."
"Hal-hal ini terjadi, dan Anda harus menerimanya. Anda juga tidak perlu terlalu memikirkannya. Sepak bola selalu menawarkan (kesempatan penebusan) dan itu terjadi dua tahun kemudian (ketika AC Milan mengalahkan Liverpool di final 2007)," ujar Ancelotti.
Baca Juga: Gagal Boyong Kylian Mbappe dari PSG, Real Madrid Tak Buru-buru Cari Pengganti
Para pemain Liverpool yang tidak banyak berubah pada final Liga Champions 2018 banyak yang berkata ingin membalas dendam terhadap kekalahan tersebut.
Namun, Ancelotti juga menegaskan bahwa Madrid juga membawa misi yang sama dengan Liverpool dengan membalas dendam pada kekalahan final pada tahun 1981 silam.
"Apakah Liverpool akan membalas dendam atas kekalahan final 2018 dari Madrid?" ucap Ancelotti.
????️ "In my career we have faced each other many times."
Interview with Carlo Ancelotti as he prepares for his unprecedented fifth Champions League final as a coach ????#UCLfinal
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 26, 2022
"Real Madrid juga mencari balas dendam karena mereka kalah di final melawan Liverpool pada (final 1981 di) Paris."
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | UEFA.com |
Komentar