BOLASPORT.COM - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, ingin pemain muda tidak terpengaruh dengan hasil minor pada SEA Games 2021.
Tim bulu tangkis Indonesia terseok-seok pada SEA Games 2021.
Raihan medali emas pada ganda putra dan ganda putri masih di bawah ekspektasi tiga medali emas dari tujuh nomor yang dipertandingkan.
Sektor tunggal putra menjadi sorotan semenjak hasil kurang memuaskan yang terjadi pada nomor beregu maupun perseorangan.
Kekalahan di tiga partai tunggal saat menghadapi Thailand membuat Indonesia tersingkir pada babak semifinal.
Ini menjadi kali pertama tim putra Indonesia gagal menembus final SEA Games.
Dua pemain tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo dan Christian Adinata, juga tersingkir duluan pada nomor perseorangan.
Chico dikalahkan pemain Singapura, Jia Heng Jason Teh, pada perempat final sementara Christian harus mengakui keunggulan pemain veteran Vietnam, Nguyen Tien Minh.
Untuk kedua kalinya secara beruntun, tidak ada raihan medali bagi Indonesia dari nomor paling bergengsi di bulu tangkis pada SEA Games.
Baca Juga: Alasan Greysia Polii Enggan Terima Undangan Kejuaraan Dunia BWF 2022
Rionny menjelaskan masalah pemain pelapis tunggal putra Indonesia adalah faktor pengalaman dan mental.
"Mereka saya lihat agak kaget saat tampil dan akhirnya tidak bisa maksimal," kata Rionny dikutip BolaSport.com dari ANTARA.
"Pemain muda ini rupanya ada rasa takut. Pemanasan sudah bagus, tapi secara mental kurang siap. Ini yang saya sampaikan sebagai kendala saat evaluasi tim."
Masalah mental juga menjadi evaluasi Rionny saat menganalisis performa Chico pada SEA Games 2021 di sela-sela konferensi pers Indonesia Open 2022.
Diharapkan bisa merebut medali setelah kesuksesan menembus semifinal Kejuaraan Asia 2022, Chico justru disingkirkan pemain yang secara peringkat ada di bawahnya.
"Saat kalah sama pemain Singapura saya lihat itu karena lawannya bagus. Punya kualitas tinggi dengan trik-triknya. hampir seimbang dengan Loh Kean Yew," kata Rionny kepada awak media, termasuk BolaSport.com.
"Makanya kelihatan dia seperti tidak yakin karena tiba-tiba, 'loh pemain Singapura kok ada yang bagus seperti itu?' Jadi banyak yg masuk ke pikiran si Chico menurut saya," ujarnya.
Rionny menepis gagasan untuk membatasi penampilan Chico dan pemain muda lainnya di turnamen-turnamen dengan level rendah.
"Di pelatnas harus siap," katanya menegaskan.
"Kadang-kadang yang levelnya di atas, juara di Super 300, tiba-tiba dapat lawan yang bagus. Sebisa mungkin harus siap. Pemain yang di pelatnas memang harus membuktikan."
Baca Juga: Tekad Apriyani/Fadia Tatap Indonesia Masters dan Indonesia Open 2022
Rionny berharap para kesempatan tampil pada Indonesia Masters 2022 dan Indonesia Open 2022 bisa dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya.
Chico menjadi satu-satunya pemain pelapis yang berkesempatan tampil meski harus melalui babak kualifikasi pada Indonesia Masters 2022.
Hasil undian mempertemukan Chico dengan runner-up Kejuaraan Dunia Junior 2019 asal Prancis, Christo Popov.
Sementara Putri Kusuma Wardani masih menempati daftar tunggu.
"Hasil kemarin harus jadi evaluasi, tapi saya berharap yang muda-muda ini bisa membuat kejutan di Indonesia Masters dan Open," tutup Rionny.
Baca Juga: Sampai Kapan Tunggal Putri Indonesia Terus Andalkan Gregoria?
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com, Antara.com |
Komentar