Hanya beberapa bulan setelah Marquez menyelesaikan musim MotoGP 2019 dengan margin kemenangan terbesar dalam sejarah dan dengan podium di setiap balapan yang dia selesaikan.
Dengan nilai kontrak sebesar Rp 172,12 miliar setahun selama empat menjadi contoh bahwa Honda melakukan perjudian besar.
Mereka mengamankan masa depan mereka pada MotoGP dengan mengontrak juara paling dominan pada MotoGP sejak pembalap Honda sebelumnya, Mick Doohan.
Namun, bisa dibilang strategi itu kini menjadi bumerang. Marquez absen, dan rekan setimnya saat ini Pol Espargaro didatangkan sebagai pasangan yang aman setelah dua musim yang relatif kacau setelah mundurnya Dani Pedrosa.
Espargaro tidak dapat mengeluarkan hasil maksimal dari motornya dan tidak konsisten meskipun terkadang dia cepat, yang berarti sulit untuk membayangkan bahwa dia akan memiliki masa depan bersama Honda setelah tahun ini.
Baca Juga: Jadwal Turnamen Bulu Tangkis yang Digelar Sepanjang Juni 2022
Jadi Honda sekarang menemukan pihaknya dalam dilema nilai kontrak. Honda kini tengah mencari pembalap untuk kembali ke jalur kemenangan.
Joan Mir yang saat ini membela Suzuki berada di urutan teratas daftar itu, tetapi dengan juara dunia 2020 diyakini meminta gaji yang signifikan dari Honda (dikabarkan sekitar Rp 124 miliar) negosiasi dilaporkan agak terhenti.
Tetapi, mungkin juga karena manajemen Mir yakin akan menang jika Honda memutuskan tidak dapat terus mengandalkan kemungkinan Marquez menjadi cepat lagi.
Tentu saja ada nama-nama lain juga seperti juara dunia 2021 Fabio Quartararo yang masih belum ditandatangani sebelum tahun ini di Yamaha.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Race |
Komentar