"Sekarang belum tau Yere harus diapakan treatmentnya."
"Pramudya ini grade-nya sudah 10 ke atas. Itu yang kami takutkan ketika pemain top satunya cedera karena cari pemain tidak gampang," ujar Rionny.
Yeremia untungnya berpeluang untuk pulih lebih awal.
Dokter PP PBSI, dr. Grace Joselini Corlesa, menjelaskan bahwa Yeremia hanya akan menjalani terapi pada lututnya dan tidak perlu dioperasi.
"Saya sudah memeriksa kondisi Yeremia dan kami sepakat untuk mengambil tindakan terapi untuk cedera lutut kirinya dan tidak perlu tindakan operasi," tutur Grace.
"Nantinya akan ada beberapa tes untuk Yeremia dan tindakan lebih lanjut yang harus kami lakukan untuk menentukan prognosis lebih lanjut," ujar Grace.
Meski bisa pulih lebih cepat, Yeremia diminta bersabar jika ingin kembali bermain dan harus melakukan terapi setiap bulan demi kesembuhannya.
"Setelah diskusi dengan Prof. Dr. dr. Nicolaas C. Budhiparama, PhD, SpOT (K), FICS yang merupakan dokter spesialis orthopedi, Yeremia kemungkinan absen tiga hingga enam bulan, tergantung proses penyembuhannya," tutur Grace.
"Dalam kasus Yeremia akan kami lihat dahulu kasus cederanya seperti apa," ujar Grace.
Grace memaparkan bahwa Yeremia melakukan gerakan yang bersifat memutar secara cepat sehingga mengalami sedikit masalah di bagian lututnya.
Tim dokter dan psikologi PBSI terus bekerja sama untuk memastikan kejadian ini tidak menimbulkan trauma berkepanjangan baik untuk atlet yang cedera ataupun pasangannya.
Baca Juga: Indonesia Open 2022 - Pemain No 1 Axelsen Banting Raket Saat Hampir Kena Comeback di Semifinal
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar