Jorge Lorenzo kemudian membandingkan penampilan pembalap berjuluk El Diablo itu dengan para penunggang motor M1 lainnya.
Pengguna motor M1 lainnya seperti Franco Morbidelli, Andrea Dovizioso, dan Darryn Binder setelah melewati 10 balapan belum mampu kompetitif.
Ketiga pembalap tersebut belum mampu memaksimalkan potensi motor M1 untuk bersaing di atas. Bahkan mendapatkan hasil podium saja belum pernah.
Nasib sial yang melanda Morbidelli, Dovizioso, dan Binder seolah membuat Quartararo makin menunjukkan sinarnya.
"Yang paling membuat saya takjub tentang Quartararo adalah bahwa Quartararo lebih bersinar ketimbang pembalap Yamaha lainnya," tutur Jorge Lorenzo, dilansir BolaSport.com dari AS.
"Dalam dua puluh tahun terakhir, yang dapat saya ingat, Yamaha tidak berada dalam posisi buruk terkait daya saing pada motornya, kecuali yang dilakukan Quartararo."
"Pembalap Yamaha lainnya merana di posisi terakhir, tetapi Quartararo berhasil memenangkan balapan dan memimpin kejuaraan dunia," katanya menambahkan.
Baca Juga: Fabio Quartararo Raih Kemenangan Ketiga, Bagnaia: Dia Pembalap Sempurna
Terkait pencapaian Quartararo, X-Fuera kemudian jadi teringat tentang kisah Casey Stoner ketika menjadi juara MotoGP 2007 melalui Ducati.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | AS.com |
Komentar