BOLASPORT.COM - Selain absennya Marc Marquez, Honda memiliki masalah besar dari sisi teknis yang harus diselesaikan agar bisa kembali meraih hasil optimal.
Honda terutama tim satelit mereka yakni Repsol Honda kembali menelan hasil minor dalam balapan terakhir di Sachsenring, Jerman.
Bertumpu kepada Pol Espargaro dan Stefan Bradl setelah Marc Marquez absen, Repsol Honda gagal mendulang poin satu pun.
Tak ayal, segudang pekerjaan sudah menumpuk dan harus diselesaikan pabrikan asal Tokyo, Jepang itu agar musim depan berjalan lebih baik.
Sebelumnya, tidak sedikit pihak yang menilai bahwa masalah Honda ini diakibatkan oleh absennya Marc Marquez dari lintasan.
Ya, pembalap berjuluk Baby Alien tersebut menyudahi musim 2022 lebih dini untuk menyembuhkan cedera patah tulang lengan kanannya.
Untuk mengobati cedera yang didapat pada balapan pembuka musim 2020, Marc Marquez harus naik ke meja operasi keempat kalinya.
Usai gelaran MotoGP Jerman 2022, Marc Marquez ternyata bukan satu-satunya masalah yang membuat Honda bonyok musim ini.
Baca Juga: Pembalap WSBK Bisa Gantikan Marc Marquez, Begini Jawaban Bos Repsol Honda
Stefan Bradl mengutarakan bahwa saat ini ada 1 masalah besar lainnya yang telah menanti Honda.
Saat menjalani balapan di Sachsenring, pria asal Jerman tersebut menilai kini masalah timnya bertambah dengan adanya kondisi mesin yang minus.
Dalam balapan yang berlangsung selama 30 putaran tersebut, Stefan Bradl mengaku mesin motor RC213V terlalu panas.
Kondisi panas di mesin RC213V tersebut lalu merembet ke body motor yang akhirnya membuat Stefan Bradl tidak nyaman menjalani balapan.
"Saya merasa ini datang dari mesin yang panas atau lainnya," ucap Stefan Bradl, dilansir BolaSport.com dari laman Tuttomotoriweb.
"Kondisi ini tak bisa diterima dan menjalar ke body motor, ini benar-benar kondisi yang tak bisa diterima," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: Saran dari Jorge Lorenzo, Biar Tak Blunder Murid Valentino Rossi Harus Kalem
Lebih lanjut, Stefan Bradl merasakan sensasi neraka dengan adanya kondisi panas di Sachsenring yang membuatnya kehilangan kendali.
"Saya memiliki banyak masalah berkendara dengan motor ini dalam situasi panas," kata Stefan Bradl menjelaskan.
"Saya tidak bisa mengerem karena tangan kanan saya yang terlalu panas dan saya tidak bisa mengendalikan motor ini lagi," imbuhnya.
Pengembangan RC213V sebelumnya mampu menumbuhkan asa tatkala para pembalap puas dengan kinerja yang ditunjukkan selama tes pramusim.
Akan tetapi dalam perjalannya, harapan baik itu berubah menjadi petaka hingga menjelang kompetisi memasuki paruh musim.
"Setelah beberapa putaran saya memutuskan menyerah dari persaingan dan mencari udara segar untuk motor dan tubuh saya," kata Stefan Bradl.
"Saya merasakan panas di kaki kanan karena udara panas yang keluar," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: Mimpi Mustahil Giacomo Agostini Lawan Valentino Rossi untuk Adu MV Agusta vs Yamaha
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | tuttomotoriweb.it |
Komentar