Baca Juga: NOC Indonesia Gelorakan Pesan Perdamaian pada Olympic Day 2022
"Hanya saja, kami memahami adanya rekomendasi terkini dari IOC dan memulai riset spesifik dan proses penilaian untuk mendapatkan pengambilan keputusan berbasis hasil yang relevan di bulu tangkis yang adil bagi semua pihak," ucap BWF.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebenarnya telah mengeluarkan kerangka kerja acuan untuk masalah tersebut.
Namun IOC memberikan kewenangan pada masing-masing federasi untuk mengambil keputusan akhir.
Salah satu poin yang menjadi sorotan dengan adanya atlet transgender adalah masalah fisik. Apalagi jika atlet transgender tersebut turun dalam pertandingan nomor putri.
Namun hal tersebut dibantah oleh pembela kaum transgender. Menurut mereka sampai saat ini belum cukup bukti mengenai dampak transisi gender terhadap performa fisik.
Salah satu atlet yang vokal menyuarakan kritik terhdap pelarangan atlet transgender adalah pesepeda transgender Veronica Ivy.
Ivy menyebut bahwa pelarangan tersebut tidak berdasarkan ilmiah. Sementara itu para kelompok LGBT Athlete Ally melabelinya sebagai sesuatu yang diskriminatif dan berbahaya.
Selain federasi akuatik pelarangan atlet transgender juga sudah dilakukan oleh federasi atletik dan rugby.
Sementara yang sedang melakukan kajian selain BWF juga olahraga hoki, triathlon, dan dayung.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar