Musim ini pun demikian.
Dua pembalap yang sedang mendominasi, Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia, juga adem-adem saja dan nyaris tidak pernah terlibat gesekan.
"Sekarang mungkin karena media sosial semua pembalap memberi "like" dengan foto satu sama lain dan tampaknya mereka semua rukun," kata Lorenzo kepada DAZN.
"Persaingan seperti dahulu sedikit hilang."
"Dunia olahraga menjadi makin profesional, ada lebih banyak sponsor dan kehadiran sponsor tergantung pada hal-hal yang tidak dapat Anda katakan kepada mereka."
"Ini membuat pembalap sedikit lebih terlihat seperti robot dan mereka semua sedikit sama saja, dan kehilangan beberapa esensi dan kepribadian."
Lorenzo menyebut penggemar menyukai perseteruan antar pembalap yang membuat kejuaraan semakin hidup.
"Jika Anda melihat olahraga lain, misalnya Formula 1 dengan Alain Prost dan Ayrton Senna, mereka tumbuh dengan persaingan itu," ujar Lorenzo.
"Secara profesional mereka saling membenci dan bahkan mungkin secara pribadi."
"Pada GP500, Mock Doohan dan Alex Criville pada akhirnya saling membenci juga karena gesekan yang ada di beberapa ras."
"Valentino-Lorenzo, Valentino-Marquez, Lorenzo-Pedrosa, rivalitas ini membuat penggemar selalu terbagi, selalu ada perseteruan di antar pembalap," ujar Lorenzo.
Baca Juga: Hasil FP2 MotoGP Belanda 2022 - Setelah Jack Miller, Francesco Bagnaia Kuasai FP2
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Tuttomotoriweb.com |
Komentar