Pada MotoGP Jerman hanya ada satu pembalap dari pabrikan Jepang yang finis 10 besar yaitu, lagi-lagi, Quartararo yang berhasil menang.
Penulis buku statistik resmi MotoGP, Martin Raines, mencatat bahwa hasil ini tidak pernah terjadi dalam rentang waktu 50 tahun terakhir, lebih dari setengah abad!
"Akhir pekan lalu Fabio Quartararo menjadi satu-satunya pembalap dengan motor buatan Jepang di posisi 10 besar," tulis Raines dalam kicauan di Twitter.
"Kali terakhir hanya ada satu motor Jepang di posisi 10 besar pada balapan kelas utama adalah pada Isle of Man TT musim 1970 (Bill Smith finis ketiga dengan Kawasaki)."
Last weekend Fabio Quartararo was the only rider in the top 10 to be on a Japanese manufacture bike. The last time before this that just a single Japanese bike finished in the top 10 in a premier-class Championship race was at the IOM TT in 1970 (Bill Smith 3rd on a Kawasaki)
— Martin Raines (@motogpmart) June 24, 2022
Musim depan dominasi pabrikan Eropa pada MotoGP akan makin terlihat setelah Suzuki menarik diri dan Yamaha kehilangan tim satelit.
Sepuluh tahun lalu siapa yang mengira? Dahulu hanya pembalap Honda dan Yamaha yang bisa menang lomba pada musim 2011-2015.
Meski demikian, situasi ini tampaknya tidak akan menimbulkan kepanikan selama pencapaian terpenting yaitu juara dunia berada di tangan.
"Pada akhirnya kami berada di sini untuk menjadi juara," ucap Managing Director Yamaha, Lin Jarvis dikutip Bolasport.com dari Sky Sport MotoGP.
"Jika satu pembalap yang menang, itu adalah situasi terbaik, lihat saja Marc Marquez bersama Honda."
"Lebih baik memiliki satu pembalap yang memenangkan kejuaraan daripada banyak pembalap yang tampil bagus tetapi tidak juara."
Baca Juga: Lorenzo: Medsos Bikin MotoGP Kurang Asik, Pembalap Lebih Sibuk Pencitraan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar