"Tetapi, pada dasarnya, bakat sepak bola anak-anak Papua luar biasa."
"Mereka membutuhkan sentuhan khusus agar menjadi sinar sepak bola Indonesia," ujar Wolfgang Pikal, mantan asisten pelatih timnas Indonesia.
Wolfgang Pikal mengakui dampak keberadaan sekolah-sekolah sepak bola di Jayapura terlihat nyata dari para peserta PFA Cari Bakat saat unjuk kemampuan.
"Polesan pelatih mereka di SSB sudah bisa terlihat ketika para peserta diberi kesempatan bermain sepak bola 7 lawan 7 selama 2x10 menit," kata Wolfgang.
Hal tersebut diamini Ricardo Salampessy, legenda sepak bola Persipura yang hadir di Stadion Mahacendra, Universitas Cenderawasih, Jayapura.
Baca Juga: Rully Nere Ajarkan Pemakaian Sepatu pada Peserta Papua Football Academy
Ricardo adalah salah satu pelopor bergulirnya Jayapura Junior League bersama Ardiles Rumbiak yang kini menjadi pelatih kepala Papua Football Academy.
Dari 137 peserta yang mendaftar ke Papua Football Academy Cari Bakat di Jayapura, tim pelatih memilih 21 anak yang akan menjalani tes berikut.
Mereka yang lolos tahap pertama akan mengikuti tes psikologi, sidik jari, dan dilanjutkan tes kesehatan.
Di tahun pertama Papua Football Academy, dari 3 kota pencarian bakat, yakni Timika, Merauke, dan Jayapura, tim pelatih pimpinan Wolfgang Pikal akan memilih 30 putra Papua terbaik.
PFA akan mengoptimalkan bakat sepak bola yang mereka punyai dan membentuk karakter yang baik sebagai bekal masa depan.
Sebelumnya, PFA Cari Bakat Timika meloloskan 22 putra Papua diikuti 26 peserta dari Merauke dan terakhir 21 pemain dari Jayapura.
Dari Papua untuk Indonesia, siapakah 30 putra Bumi Cederawasih yang akan mengawali perjalanan Papua Football Academy?
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | PAPUA FOOTBALL ACADEMY |
Komentar