BOLASPORT.COM - Skuad Malaysia harus merana di hadapan pendukung sendiri karena tidak meraih gelar pada ajang Malaysia Open 2022.
Sebenarnya, Malaysia sempat optimistis bisa membawa gelar pada turnamen kali ini setelah menyisakan dua wakil pada babak semifinal.
Dua wakil Malaysia pada semifinal adalah dua ganda putra terbaik mereka saat ini yaitu Goh Sze Fei/Nur Izzudin Rumsani dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Namun, kedua pasang pemain harus takluk dari lawan-lawan mereka pada semifinal dengan cara yang bisa dibilang kurang memuaskan.
Goh/Nur Izzuddin harus takluk dari unggulan keenam yang baru saja menjuarai Indonesia Masters 2022, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Hanya butuh waktu 37 menit bagi Fajar/Rian untuk mengalahkan Goh/Nur lewat pertandingan dua gim langsung dengan skor 21-14, 21-12.
Goh/Nur benar-benar tidak mampu menggoyahkan dominasi Fajar/Rian misalnya di gim pertama, anak asuh Rexy Mainaky tersebut tidak pernah memimpin.
Pada gim kedua juga tidak jauh berbeda, Fajar/Rian mampu leluasa menguasai pertandingan bahkan bisa mencatatkan delapan angka secara beruntun.
Sementara itu kompatriotnya di ganda putra, Chia/Soh harus takluk dari juara dunia tahun 2021 asal Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Chia/Soh juga tidak tampil maksimal di gim kedua bahkan hanya mampu mendapatkan sembilan angka dan harus mengakui kemenangan Hoki/Kobayashi dengan skor 21-23, 9-21.
Dua kekalahan anak asuhnya membuat Direktur Kepelatihan Ganda Malaysia (BAM) Rexy Mainaky geram dan sangat kecewa.
Padahal awalny, Rexy berharap dua anak asuhnya akan menjadi tumpuan Malaysia dalam perburuan gelar pada Malaysia Open 2022.
Setelah kekalahan menyakitkan tersebut kini Rexy sedang melakukan evaluasi dan meminta anak asuhnya untuk belajar dari lawan-lawannya.
Secara terang-terangan peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu meminta Goh/Nur Izzuddin dan Chia/Soh belajar dari Fajar/Rian.
"Saya ingin pasangan kita (Malaysia, red) belajar dari pasangan Jepang dan Indonesia," ucap Rexy dikutip Bolasport.com dari New Straits Times.
"Anda tidak melihat mereka hancur di bawah tekanan seperti kita."
Rexy membandingkan bagaimana cara anak asuhnya mengatasi tekanan dibandingkan dengan pemain Indonesia dan Jepang.
"Bagaimana Aaron/Wooi Yik melepaskan keunggulan 18-14 pada game pertama, dan bagaimana pasangan Jepang itu tidak kehilangan ketenangan saat tertinggal?" ucap Rexy.
Baca Juga: Usai Kalahkan Fajar/Rian, Juara Dunia 2021 Ingin 'Kudeta' Marcus/Kevin
Kini fokus utama Rexy adalah mengerjakan pekerjaan rumahnya sebagai Direktur Kepelatihan dan memastikan para pemainnya siap untuk kembali berjuang di Malaysia Masters 2022.
"Saya akan mengerjakan pekerjaan rumah saya, karena itu juga merupakan tanggung jawab saya," ucap Rexy.
"Saya akan mencoba berkomunikasi secara positif, tidak hanya ketika semuanya berjalan baik tetapi juga ketika tidak baik."
Rexy berharap para pemainnya bisa keluar dari tekanan karena rentetan hasil buruk yang mereka raih.
Pasalnya jika tidak kemungkinan besar mereka akan mengalami nasib yang tidak jauh berbeda dari apa yang mereka raih di Malaysia Open 2022.
"Kami masih memiliki beberapa hari sebelum Malaysia Masters 2022, saya ingin para pemain keluar dan mencoba bermain seperti mereka tidak akan rugi," ucap Rexy.
"Kalau mereka bisa melakukan itu, kita punya peluang, kalau tidak, kita akan kalah lagi."
Sebagai informasi Malaysia Masters 2022 akan digelar mulai 5-10 Juli 2022, di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | New Strait Times |
Komentar