BOLASPORT.COM - Pelatih baru Persija Jakarta, Thomas Doll menunjukkan kelasnya sebagai juru taktik level dunia dengan menghidupkan formasi lawas di Indonesia dari dalam kuburnya.
Persija Jakarta baru saja menang 4-2 atas RANS Nusantara FC di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Sabtu (16/7/2022).
Meski masih laga pramusim, setidaknya laga tersebut sudah menunjukkan kisi-kisi permainan Persija Jakarta.
Persija Jakarta tampil dengan cara yang ciamik dan atraktif dalam pola 3-5-2.
Trio Hanno Behrens, Michael Krmencic, dan Ginanjar Wahyu sore tadi cukup untuk mengobrak-abrik pertahanan Rans Nusantara FC, dibantu oleh dua wing back yang diisi Frenky Deaner dan Firza Andika konsisten mengisi lebar lapangan saat tim menyerang.
Lebih gilanya lagi, Thomas Doll berhasil membangkitkan formasi 3-5-2 dari alam kubur sepak bola Indonesia dengan sedikit penyesuaian dengan skema taktik kekinian.
Seperti yang diketahui, pola 3-5-2 merupakan taktik andalan tim-tim Liga Indonesia era 1990-an hingga pertengahan 2000-an.
Bahkan para penonton Liga Indonesia waktu itu dapat menghafalkan siapa saja yang main di pola itu.
Pola tersebut mengandalkan satu pemain berposisi libero dalam pola 3 bek tengah.
Pola ini juga membutuhkan dua bek sayap yang rajin naik turun.
Selain itu, dua striker dan satu pemain nomor sepuluh jadi andalan sebuah tim dalam mencetak gol.
Formasi ini tak hanya jadi andalan tim-tim Liga Indonesia, melainkan sampai ke level Timnas Indonesia era itu.
Trio Fakhri Husaini, Kurniawan Dwi Julianto, dan Widodo C. Putro di lini depan waktu SEA Games 1997 jadi yang terkenal saat formasi ini masih populer.
Baca Juga: Liga 1 2022/2023 Kurang dari Dua Pekan, Pelatih Persib Bandung Ungkap Satu Kelemahan Timnya
Ketiadaan libero tangguh seperti Bejo Sugiantoro dan Firmansyah membuat formasi ini ditinggalkan seiring waktu.
Pelatih-pelatih Liga Indonesia kemudian memilih formasi berbasis 4 bek sebagai andalan, seperti 4-3-3, 4-4-2, dan 4-2-3-1.
Hal ini sempat diakui oleh pelatih Bali United saat ini, Stefano Teco Cugurra dua tahun silam.
"Mayoritas tim Indonesia tahun 2003 sampai 2007, pakai sistem 3-5-2," kata Teco, Kamis (23/4/2020) dilansir BolaSport.com dari TribunBali.com.
"Untuk memakai tiga pemain di belakang harus ada libero bagus," ujar pelatih asal Brasil ini.
"Sekarang saya pikir tidak ada banyak pemain bisa bermain sebagai libero," kata Teco.
Namun, Thomas Doll berhasil membuktikan pola ini belum mati total.
Mengingat sudah banyak pelatih kelas dunia hari ini, seperti Antonio Conte dan Simone Inzaghi yang mempopulerkan formasi ini kembali.
Bahkan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia pun sudah menggunakan pola 3 bek, dalam formasi dasar 3-4-3, bukan 3-5-2.
Park Hang-seo pun juga mengandalkan 3-5-2 atau 3-4-3 selama melatih di Timnas Vietnam. Pola itulah yang sukses bawa Vietnam ke masa keemasannya saat ini.
Tak ada libero lagi memang, karena tiga bek tengah modern wajib memiliki kemampuan passing bagus membelah pertahanan lawan selain mengandalkan kekuatan tubuh untuk bertahan.
Meski begitu, masih ada pekerjaan rumah buat Thomas Doll di Persija Jakarta. Dua gol yang bersarang di gawang Andritany Ardhiyasa sore tadi berawal dari ruang yang tercipta di lebar lapangan.
Fans Persija Jakarta masih harus bersabar dan memberikan waktu untuk Thomas Doll untuk terus menyempurnakan polanya ini.
Masih ada waktu untuk Liga 1 yang akan dimulai pekan depan melawan tim juara bertahan, Bali United di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Jika berhasil mengalahkan Bali United di laga perdana, Thomas Doll sesungguhnya telah membuktikan bahwa pola ini belum mati sama sekali.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Tribun Bali |
Komentar