"Saya ngotot dan memaksakan diri tetap main. Itu karena rasa ingin menang saya begitu besar, sehingga mampu mengalahkan rasa sakit," tutur Fadia.
"Saat main, saya seperti tidak ingat kalau kaki saya sakit. Karena ingin menang utu sangat besar, rasa sakit itu seperti hilang," ujar Fadia.
Terbukti, Apriyani/Fadia cukup mendominasi jalannya laga sejak gim kesatu.
Penampilan Fadia juga cukup solid, seperti sedang tidak mengalami cedera.
Baca Juga: Hasil Final Singapore Open 2022 - Anthony Ginting Juara, Indonesia Full Senyum
"Tadi dari awal kita sudah fokus satu demi satu angka, dan terus menekan. Lawan pun terpaksa mengikuti pola permainan kita. Selain itu, kita juga bisa membaca pola permainan yang dikembangkan lawan," ujar Fadia.
"Kemenangan ini saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang telah mendukung. Juga untuk pelatih, PBSI, orangtua dan keluarga. Terima kasih atas dukungannya, sehingga kami bisa juara," ucap Fadia.
Hal serupa juga diucapkan Apriyani yang merasa bersyukur usai menyabet gelar ketiga bersama Fadia di berbagai ajang, meskipun baru dipasangkan sekitar dua bulan.
"Alhamdulillah bisa juara di Singapura Terbuka. Dari awal, saya dan Fadia memang memiliki tekad yang sama. Yaitu setiap tampil itu ingin jadi juara. Tekad dan visi yang sama ini akhirnya membawa kami juara," kata Apriyani.
"Dari awal mulai berpasangan, saya terus berkomunikasi untuk menyamakan mind set kita. Selalu saya samakan pola berpikir saya dan Fadia, sehingga pada akhirnya bisa terwujud di lapangan dengan tampil sebagai juara," tuturnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar