BOLASPORT.COM - Wacana Indonesia untuk keluar dari Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) untuk bergabung dengan Federasi Sepak Bola Asia Timur (EAFF) ramai diperbincangkan. Akan tetapi jika Indonesia bergabung dengan EAFF mungkin tak seindah bayangan dengan bisa mendapatkan lawan-lawan kelas wahid alias Macan Asia.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan sudah menghubungi EAFF terkait wacana di atas.
Iriawan mengaku EAFF menyambut baik Indonesia apabila ingin bergabung.
"Sudah menyampaikan lewat Sekjen (Yunus Nusi). Mereka senang kalau kita masuk,” ujar Mochamad Iriawan kepada awak media termasuk BolaSport.com, di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (19/7/2022).
Akan tetapi PSSI belum memberikan keputusan, Iriawan mengaku masih mempertimbangkan dengan matang.
"Pastinya akan kami diskusikan dengan matang ya. Terima kasih untuk netizen yang menyarankan karena itu bukti kecintaan kepada tim nasional kita," kata pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
"Tapi harus kami diskusikan dengan matang, karena tidak memutuskan langsung karena kami harus menghitung untung ruginya, kami hitung cost benefitnya," ujarnya.
Wacana untuk keluar dari AFF muncul setelah timnas U-19 Indonesia gagal lolos ke semifinal Piala AFF U-19 2022.
Timnas U-19 Indonesia kalah head-to-head dari Vietnam dan Thailand, meski sama-sama memiliki 11 poin.
Tim besutan Shin Tae-yong gagal mencetak gol ke gawang Vietnam dan Thailand.
Sementara, Vietnam dan Thailand masing-masing mencetak satu gol dalam pertemuan keduanya di fase Grup A yang berakhir dengan skor 1-1.
Namun, jika Indonesia bergabung dengan EAFF akan lebih baik? Mungkin jawabannya tidak seindah yang dibayangkan.
Jika Indonesia bergabung dengan EAFF, maka timnas Indonesia akan berkompetisi di EAFF E-1 Football Championship, layaknya Piala AFF jika di AFF.
Baca Juga: Perkenalkan Bus Tim Terbaru, Presiden Arema FC Harap Jadi Pemicu Semangat dalam Bertanding
Dapat dibayangkan timnas Indonesia akan bertemu tim-tim Macan Asia seperti Korea Selatan, Jepang, dan China.
Itu mungkin sekali terjadi tapi timnas Indonesia harus menempuh alur rumit untuk menghadapi tiga negara itu.
Pasalnya sistem yang diadopsi EAFF E-1 Football Championship berbeda dengan Piala AFF.
EAFF saat ini terdiri dari 10 anggotta, Korea Selatan, Jepang, China, Korea Utara, Taiwan, Hong Kong, Guam, Macau, Mongolia, dan Kepulauan Mariana Utara.
EAFF E-1 Football Championship memiliki tiga putaran dalam sistem kompetisinya, first preliminary round, second preliminary round, dan final round.
Karena perbedaan kelas alias peringkat di FIFA, Korea Selatan, Jepang, dan China langsung masuk ke final round.
Ketiganya menunggu satu tim hasil dari first preliminary round dan second preliminary round.
Pada edisi 2019, empat tim yakni Guam, Macau, Mongolia, dan Kepulauan Mariana Utara bersaing di first preliminary round.
Peringkat teratas klasemen babak tersebut yakni Mongolia masuk ke second preliminary round bersaing dengan Korea Utara, Taiwan, dan Hong Kong.
Hong Kong keluar sebagai juara klasemen second preliminary round dan berhak melaju ke final round untuk bersaing dengan Korea Selatan, Jepang, dan China.
Pada babak final round Hong Kong berakhir di dasar klasemen dan Korea Selatan keluar sebagai juara EAFF E-1 Football Championship setelah mengumpulkan poin terbanyak.
Itu artinya, jika bergabung EAFF timnas Indonesia tidak bisa langsung berhadapan dengan Macan Asia seperti Korea Selatan, Jepang, atau China.
Berdasarkan peringkat FIFA saat ini, timnas Indonesia berada di posisi 159.
Timnas Indonesia ada di bawah negara-negara yang masuk second preliminary round edisi 2019, Taiwan (157), Hong Kong (147), dan Korea Utaran (109).
Sementara Indonesia di atas Guam (207), Macau (182), Mongolia (186), dan Kepulauan Mariana Utara yang berada di first preliminary round.
Timnas Indonesia bisa saja masuk second atau first preliminary round, Garuda tidak bisa langsung tergabung di final round bersama Korea Selatan, Jepang, dan China.
Sebagai gambaran lain, EAFF E-1 Football Championship 2022 hanya diikuti oleh empat tim dan langsung memainkan final round.
Edisi ini, first dan second preliminary round tidak lakukan.
Korea Utara mengundurkan diri dari kompetisi, slot yang tersisa dari tim yang berpartisipasi di final round diputuskan berdasarkan peringkat FIFA per 31 Maret 2022.
Empat tim yang masuk ke final round berdasarkan peringkat tersebut ialah Jepang (23), Korea Selatan (29), China (77), dan Hong Kong (147).
Alur tersebut tentunya berbeda dengan Piala AFF yang hanya menerapkan babak penyisihan, semifinal, dan final.
Sementara itu, ada sejumlah kerugian jika Indonesia bergabung dengan EAFF.
Biaya akan membengkak mengingat perjalanan jauh dari Indonesia ke daerah Asia Timur.
Lalu, AFF rutin mengadakan turnamen kelompok usia muda, seperti Piala AFF U-16, U-19, dan U-23.
Sementara EAFF belum memiliki turnamen kelompok umur.
Jika meninggalkan AFF, Indonesia tidak bisa lagi mengikuti turnamen kelompok usia muda yang penting untuk mencari bibit potensial mengisi skuad senior.
Malah bisa jadi kualitas timnas kelompok umur kita tertinggal dengan negara-negara ASEAN yang bakal rutin mengikuti Piala AFF U-16, U-19, dan U-23.
Jadi apakah lebih baik jika timnas Indonesia meninggalkan AFF untuk bergabung dengan EAFF? Apakah seindah bayangan? Semoga PSSI dan pihak terkait dengan matang menyikapi dan memutuskan soal wacana ini.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar