BOLASPORT.COM - Piala Dunia 1962 di Cile menyajikan salah satu laga paling brutal dalam sejarah turnamen antara tuan rumah melawan timnas Italia.
Ajang Piala Dunia tak selalu menyajikan kisah-kisah heroik aatu cerita-cerita yang bisa menimbulkan haru.
Kejuaraan empat tahunan itu juga kerap menghadirkan kisah-kisah memuakkan yang menimbulkan rasa geram.
Salah satu yang paling masyhur adalah cerita di Piala Dunia 1962 Cile yang dikenal dengan sebutan Battle of Santiago atau Pertarungan Santiago.
Dilansir BolaSport.com dari Irish Times, Pertarungan Santiago adalah julukan untuk pertandingan sepak bola yang terkenal karena keburukannya pada Piala Dunia 1962 yang mempertemukan Cile melawan Italia pada 2 Juni 1962 di Estadio Nacional.
Dalam sejarahnya, partai itu disebut sebagai pertandingan yang buruk dan brutal karena sesuai dengan apa yang terjadi di atas lapangan.
Baru 12 detik laga berjalan, wasit yang memimpin pertandingan, Ken Aston, sudah meniup peluit karena terjadi pelanggaran pertama.
Baca Juga: SEJARAH PIALA DUNIA - Rose Bowl Jadi Saksi Bisu Kegagalan Roberto Baggio di Piala Dunia 1994
Beberapa saat kemudian, tepatnya di menit kedelapan, pemain Italia, Giorgio Ferrini, diusir dari lapangan karena melakukan pelanggaran keras ke Honorino Londa.
Usut punya usut, pelanggaran berupa tendangan ke Londa itu dilakukan oleh Ferrini karena dirinya merasa terus mendapatkan gangguan dari Londa.
Akibat tindakannya, Ferrini diusir keluar lapangan oleh wasit.
Namun, Ferrini menolak keluar dan tetap di lapangan, sebelum akhirnya diseret paksa oleh satu regu polisi untuk keluar lapangan.
Setelahnya, laga dilanjutkan dengan tensi yang semakin panas.
Buktinya, sesaat sebelum turun minum, pemain Cile , Leonel Sanchez, dilanggar di sayap kiri oleh Mario David.
Tak terima dengan pelanggaran itu, Sanchez, yang seorang anak petinju profesional, langung memberikan hantaman ke wajah David.
Anehnya, wasit Aston mengabaikan pukulan Sanchez kepada David, yang kemudian dibalas tak lama kemudian ketika David menendang kepala Sanchez.
Hasilnya, David dikeluarkan dari lapangan oleh Aston, sementara Sanchez tetap melenggang bebas.
Bahkan, Sanchez masih bisa melanjutkan permainan meski tertangkap basah meninju kapten Italia, Humberto Maschio.
Syahdan, dengan dua pemain diusir, Italia otomatis hanya bermain dengan sembilan pemain dan mengakhiri laga dengan kekalahan 0-2 dari Cile.
Seusai laga, kedua belah pihak, Cile dan Italia, saling lempar tuduhan sebagai pihak yang bersalah atas brutalnya laga tersebut.
Jorge Pica, seorang anggota senior federasi sepak bola Cile, menuduh bahwa Italia menggunakan doping.
"Mereka sepertinya pergi ke lapangan hanya dengan tujuan melukai pemain Cile," kata Jorge Pica, dinukil Bolasport.com dari Bleacher Report.
"Itu seperti rodeo. Terus terang, saya pikir mereka menggunakan doping."
"Sekarang saya bisa melihat perlunya tes laboratorium pada pemain setelah pertandingan," tutur Pica menambahkan.
Sementara itu, Italia menggambarkan timnas Cile sebagai "kanibal".
Timbullah kebencian antara Cile dan Italia akibat pertandingan yang brutal itu.
Dilansir BolaSport.com dari The Guardian, di Cile, orang Italia dilarang masuk ke bar, restoran, dan supermarket.
Adapun di Italia, kantor konsulat Cile di Roma harus dijaga oleh pasukan tentara.
Baca Juga: SEJARAH PIALA DUNIA - Tandukan Zidane Bawa Prancis Kubur Mimpi di Piala Dunia 2006
Pertandingan kontroversial itu sendiri terjadi di fase grup.
Timnas Italia gugur, sedangkan Cile melaju jauh hingga dikalahkan sang juara turnamen, Brasil, pada semifinal dan finis di peringkat ketiga usai menekuk Yugoslavia.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | bleacherreport.com, irishtimes.com |
Komentar