Momentum mengalahkan peraih delapan gelar juara dunia itulah yang membuat Bagnaia serasa melepaskan semua beban yang ada di pundaknya.
Kemenangan atas Marc Marquez juga secara tidak langsung mampu mendongkrak rasa percaya diri Bagnaia saat menggeber motor Desmosedici GP21.
"Sejak momen tersebut semuanya berjalan lebih mudah," kata Francesco Bagnaia, seperti dilansir BolaSport.com dari laman Tuttomotoriweb.
"Ketika Anda tahu Anda bisa menang, Anda akan menjadi lebih rileks dan bekerja lebih baik," tuturnya menambahkan.
Jika berbicara soal kematangan, Bagnaia tentu tidak bisa melepaskan diri dari peranan mentornya yakni Valentino Rossi.
Pembalap berusia 25 tahun tersebut mengaku Valentino Rossi telah memberinya pesan untuk bisa mengendalikan rasa emosi dan frustrasi saat menjalani kompetisi.
"Ketika saya marah, saya mengambil nafas dalam dan mencoba untuk menyingkirkan rasa frustrasi," kata Francesco Bagnaia menjelaskan.
"Valentino Rossi mengajarkan saya tentang hal itu, beberapa tahun lalu memang membutuhkan waktu berjam-jam untuk berhasil."
"Tapi sekarang berbeda, segalanya berjalan lebih cepat walau tidak mudah," tuturnya menambahkan.
Hingga paruh pertama MotoGP 2022 berakhir, Francesco Bagnaia masih berjuang keras mengejar Fabio Quartararo yang menduduki posisi puncak klasemen sementara.
Juara dunia Moto2 2018 tersebut masih tertahan di peringkat keempat dengan total 106 poin dari raihan tiga kemenangan.
Baca Juga: Cara Valentino Rossi Isi Kegiatan Pasca-MotoGP: Balapan 24 Jam di Trek Berbahaya, Nekat Saja Kurang
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar