Kemenangan Bagnaia di Belanda menegaskan tren antiknya pada enam balapan terakhir di mana hanya ada dua hasil yang diraihnya yaitu menang dan gagal finis, masing-masing tiga kali.
Secara sekilas catatan tersebut menegaskan masalah inkonsistensi Bagnaia.
Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang lain, kemampuan bangkit dari hasil buruk menunjukkan kemampuan pembalap asal Turin tersebut mengatasi emosi negatif dalam dirinya.
Mengenai pengendalian diri, Bagnaia mengaku belajar dari mentornya di Akademi Pembalap VR46, Valentino Rossi.
"Itu adalah sesuatu yang saya pelajari dari Valentino," ujar Bagnaia kepada GP Racing.
"Ketika saya merasa kesal, saya menarik napas dalam-dalam dan mencoba menghilangkan rasa frustrasi."
"Bertahun-tahun yang lalu, saya butuh waktu berjam-jam untuk melakukannya. Sekarang saya bisa melakukannya lebih cepat, tetapi tetap saja tidak mudah."
Rossi sendiri dikenal sebagai pembalap yang selalu tersenyum bahkan setelah meraih hasil buruk.
Mekanik lama Rossi, Alex Briggs, membeberkan bahwa menemukan ketenangan menjadi cara The Doctor untuk mengeluarkan performa terbaiknya.
Baca Juga: Butuh Psikolog buat Hadapi Quartararo? Bagnaia: Gak Dulu deh
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, Speedweek.com |
Komentar