Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bukan soal Motor tapi Bagnaia Belajar dari Rossi agar Jangan Suka Marah-marah

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Sabtu, 30 Juli 2022 | 18:00 WIB
Dari kiri: Luca Marini, Francesco Bagnaia, dan Marco Bezzecchi berpose setelah meraih podium pada balapan Race of Champions yang diselenggarakan Ducati di Sirkuit Misano, Italia, 23 Juli 2022. Bagnaia finis pertama diikuti Marini dan Bezzecchi.
TWITTER.COM/DUCATI
Dari kiri: Luca Marini, Francesco Bagnaia, dan Marco Bezzecchi berpose setelah meraih podium pada balapan Race of Champions yang diselenggarakan Ducati di Sirkuit Misano, Italia, 23 Juli 2022. Bagnaia finis pertama diikuti Marini dan Bezzecchi.

BOLASPORT.COM - Menjaga suasana hati agar tetap tenang menjadi cara Francesco Bagnaia menghadapi lomba. Dari Valentino Rossi, dia mempelajarinya.

Francesco Bagnaia masuk ke garasi tim Ducati. Mukanya merah. Wajar, blunder yang baru saja dilakukannya telah mengancam peluangnya menjadi juara MotoGP.

Kesalahan sendiri membuat ban belakang Bagnaia selip ketika berusaha mengejar Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) untuk posisi pertama pada balapan MotoGP Jerman.

Muka Bagnaia masih ditekuk saat kamera siaran langsung menyorotnya. Entah dia kesal karena jatuh sendiri atau karena tak ada pembalap lain yang bisa mengganggu Quartararo.

Kemenangan akan membuat Quartararo menciptakan jarak 50 poin dengan Bagnaia hanya dari dua balapan saja dan itulah hasil akhirnya.

Perjuangan Bagnaia merebut gelar pun seolah berakhir saat dia tertinggal 91 poin dari Quartararo dengan 10 balapan tersisa.

Secara matematis masih mungkin, tetapi realitanya sangat, sangat sulit.

Akan tetapi, tidak butuh waktu lama bagi Bagnaia untuk membayar kesalahannya. Dia melakukannya hanya dalam rentang waktu sepekan pada MotoGP Belanda.

Performa kuat sejak start menolong Bagnaia untuk mengunci kemenangan. Pembalap asal Turin itu makin tersenyum karena giliran Quartararo yang gagal finis karena kesalahan sendiri.

Baca Juga: Cara Valentino Rossi Isi Kegiatan Pasca-MotoGP: Balapan 24 Jam di Trek Berbahaya, Nekat Saja Kurang

Kemenangan Bagnaia di Belanda menegaskan tren antiknya pada enam balapan terakhir di mana hanya ada dua hasil yang diraihnya yaitu menang dan gagal finis, masing-masing tiga kali.

Secara sekilas catatan tersebut menegaskan masalah inkonsistensi Bagnaia.

Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang lain, kemampuan bangkit dari hasil buruk menunjukkan kemampuan pembalap asal Turin tersebut mengatasi emosi negatif dalam dirinya.

Mengenai pengendalian diri, Bagnaia mengaku belajar dari mentornya di Akademi Pembalap VR46, Valentino Rossi.

"Itu adalah sesuatu yang saya pelajari dari Valentino," ujar Bagnaia kepada GP Racing.

"Ketika saya merasa kesal, saya menarik napas dalam-dalam dan mencoba menghilangkan rasa frustrasi."

"Bertahun-tahun yang lalu, saya butuh waktu berjam-jam untuk melakukannya. Sekarang saya bisa melakukannya lebih cepat, tetapi tetap saja tidak mudah."

Rossi sendiri dikenal sebagai pembalap yang selalu tersenyum bahkan setelah meraih hasil buruk.

Mekanik lama Rossi, Alex Briggs, membeberkan bahwa menemukan ketenangan menjadi cara The Doctor untuk mengeluarkan performa terbaiknya.

Baca Juga: Butuh Psikolog buat Hadapi Quartararo? Bagnaia: Gak Dulu deh

"Balapan terbaik Rossi terjadi ketika dia merasa senang, tertawa, dan bersenang-senang," kata Briggs dalam podcast "In The Fast Lane", dikutip dari GPOne.com.

"Dia masih memiliki determinasi tetapi dari luar begitulah sikapnya."

Kembali berbicara soal Bagnaia, kemenangan pada MotoGP Belanda sedikit mengurangi tekanan di pundaknya.

Secara sadar mengakui keunggulan Quartararo menjadi cara lain bagi Bagnaia agar tetap rileks saat melihat jarak 66 poin untuk dipangkas pada paruh musim kedua.

"Saya rasa kejujuran itu penting dan saya juga melihat Fabio sebagai pembalap yang lebih komplet daripada saya," ucap Bagnaia dalam wawancara lain dengan Speedweek.

"Saya berusaha untuk menjadi lebih baik tetapi jelas bahwa saya masih kehilangan sesuatu untuk menjadi penantang gelar sepenuhnya."

"Fabio adalah satu-satunya pembalap yang begitu konsisten, cepat, dan kuat. Jika saya ingin menjadi juara, saya harus mengikuti jalannya."

Baca Juga: Banyak Tekanan, Murid Valentino Rossi Diragukan Bisa Kejar Quartararo

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

REKOMENDASI HARI INI

Kenneth Jonassen Gantikan Hendrawan, Tunggal Putra Malaysia Diharapkan Ikuti Jejak Viktor Axelsen dan Anders Antonsen

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Newcastle
11
18
10
Fulham
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
12
16
10
Empoli
12
15
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136