BOLASPORT.COM - CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, memberikan tanggapan atas saran untuk menghapus Moto2 dan Moto3 dalam seri balap MotoGP di luar Eropa.
Sebelumnya saran tersebut dilontarkan oleh Kepala Tim Pramac Racing, Paolo Campinoti, demi meningkatkan eksposure terhadap MotoGP sebagai kelas utama.
Paolo Campinoti mengambil contoh dari Formula 1.
Tidak semua seri balapan Formula 1 menyertakan balapan Formula 2 dan Formula 3.
F2 dan F3 tergabung dalam ekosistem yang sama dengan F1, tetapi hanya menjadi bagian dari event selama seri-seri balap di Eropa, dan beberapa lomba di Timur Tengah.
Akan tetapi, Carmelo Ezpeleta menolak dengan lantang usulan dari bos tim satelit Ducati tersebut mengenai Moto2 dan Moto3.
Ezpeleta tak berencana menghapus kelas Moto2 dan Moto3 dan tetap dilombakan dalam semua kalender MotoGP.
Pria asal Catalunya itu melihat balapan multi-kategori sudah menjadi bagian dari kejuaraan dunia grand prix motor sejak musim perdananya pada 1949.
"Kami tidak akan pernah menghilangkan Moto2 dan Moto3 karena kelas-kelas ini merupakan bagian penting dari struktur GP," tutur Ezpeleta, dikutip dari Speedweek via Motosan.
Baca Juga: Maaf, Bukan Mandalika yang Gantikan Qatar Jadi Seri Pembuka MotoGP 2023
"Ini sudah berlangsung sejak 1949. Saya terbuka untuk semua diskusi yang masuk akal. Tapi program GP dengan tiga kelas tidak bisa diganggu gugat," tambahnya.
Ezpeleta menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, pembalap di kelas Moto2 dan Moto3 justru menghadirkan antusiasme tersendiri bagi negara-negara tuan rumah di luar Eropa.
Ezpeleta mengambil MotoGP Indonesia ketika pembalap yang diselenggarakan di Sirkuit Mandalika sebagai penyebab menolak menghapus Moto2 dan Moto3.
"Tapi kemudian kita tidak akan melihat kemenangan kandang untuk Somkiat Chantra di Moto2 pada GP Indonesia di Mandalika bulan April lalu," ungkap Ezpeleta.
Chantra dari Thailand. Tapi GP Indonesia juga meriah karena keberhasilan pembalap tuan rumah, Mario Suryo Aji, merebut baris start terdepan di Moto3.
"Lalu di Texas (GP Americas), pembalap lokal Cameron Beaubier dan Joe Roberts adalah bintangnya. Promotor asing ingin kami membawa ketiga kelas," sambungnya.
Ezpeleta juga mengatakan bahwa model bisnis MotoGP dengan F1 tak bisa dibandingkan.
Pria yang sudah terlibat dengan F1 sejak menjadi Direktur Sirkuit Jarama, Spanyol, pada 1978, memberikan gambaran betapa jomplangnya kedua ajang.
"Di paddock MotoGP, saya tidak tahu orang lain yang memiliki pengalaman lebih besar tentang Formula 1 selain saya," katanya.
"Kami tidak bisa menyaingi bujet tim F1. Tim terbaik di MotoGP hanya menghabiskan seperempat dari tim paling melarat di F1 seperti Haas."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar