Baca Juga: Tendang Frenkie de Jong Jadi Satu-satunya Cara Barcelona Bisa Rekrut Bernardo Silva
Salah satu pemain Liga Primer pertama yang menentang simbol itu adalah Wilfried Zaha.
“Saya merasa seperti berlutut itu merendahkan,” kata Zaha, dilansir BolaSport.com dari Sport Bible.
“Tumbuh dewasa, orang tua saya hanya memberi tahu bahwa saya harus bangga menjadi orang kulit hitam, apa pun yang terjadi, dan saya hanya berpikir kita harus berdiri tegak.”
Wilfried Zaha will no longer be taking a knee before matches. ???? pic.twitter.com/dfWWhTiUeX
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) February 19, 2021
Baca Juga: Joan Laporta Tak Meyangkal Barcelona Ditawari Cristiano Ronado, tapi Lebih Pilih Robert Lewandowski
“Saya pikir makna di balik semuanya menjadi sesuatu yang baru saja kita lakukan sekarang. Itu tidak cukup. Saya tidak akan bertekuk lutut."
“Kami mencoba untuk mengatakan bahwa kami setara tetapi hal-hal ini tidak berhasil.”
“Kecuali ada perubahan, jangan tanya saya tentang hal itu. Kecuali tindakan akan terjadi, saya tidak ingin mendengarnya.”
Tak hanya Zaha, pemain Chelsea, Marcos Alonso, juga menolak untuk berlutut.
Namun, pemain asal Spanyol itu menunjukkan bentuk antirasisme dengan cara lain.
“Saya sangat menentang rasisme dan segala bentuk diskriminasi. Saya sekadar memilih untuk menunjuk lencana yang bertulis No To Racism,” kata Alonso dikutip BolaSport.com dari The Athletic.
“Saya memilih cara ini dan tentu saja, untuk mengatakan dengan sangat jelas bahwa saya menentang rasisme dan menghormati semua orang,” lanjut eks pemain Fiorentina itu.
Baca Juga: RESMI - Barcelona Tendang Oscar Mingueza ke Celta Vigo, Dikontrak Empat Tahun
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Sportbible.com, theathletic.co.uk |
Komentar