"Suatu hari saya di rumah pake piring seng (alat makan) untuk latihan buat pukul-pukul shuttlecock. Tapi lama-lama piringnya rusak akhirnya saya dimarahin sama ibu saya," kata Rina.
"Saya gak nyerah, terus saya inisiatif pake tutup cat buat gantinya dan gagangnya dibikin dari kayu buat latihan," tuturnya.
Baca Juga: Asa Pebulu Tangkis Muda Jawa Tengah Tembus ke Klub PB Jaya Raya
Hingga akhirnya, Rina dibelikan ibunya sebuah raket baru hasil mengumpulkan uang dari berdagang.
"Suatu saat saya dibeliin raket seharga Rp 100.000 dari hasil ibu dagang cimol yang keliling dari sekolah ke sekolah lainnya," ucap Rina.
Setelah memiliki raket, Rina makin bersemangat untuk latihan lagi.
"Setelah itu saya mulai main lagi ke gor-gor lain diajakin main," ujarnya.
Baru kemudian pada 2018, Rina ditemui oleh Ukun Rukaendi yang merupakan atlet para bulu tangkis saat bermain di turnamen antar kampung.
"Pada tahun 2018 ditemuin lagi turnamen bersama orang normal di Tasikmalaya sama Pak Ukun Rukaendi yang kebetulan satu daerah dari Tasikmalaya," tutur Rina.
Hingga akhirnya Rina ditawarkan untuk bergabung ke NPC Indonesia dan mengikuti seleksi saat Kejurnas di Solo.
Baru pada 2019, Rina bergabung ke dalam Pelatnas.
ASEAN Para Games 2022 merupakan event Internasional pertama bagi Rina dan langsung membuahkan dua medali emas.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022 - Sudah Amankan 2 Emas Duluan, Indonesia Merajai Nomor Ganda Putra
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar