BOLASPORT.COM - Perjuangan tidak mudah dialami seorang atlet para bulu tangkis Indonesia, Rina Marlina, sebelum berhasil menjadi andalan Merah-Putih pada ASEAN Para Games 2022.
Rina Marlina berhasil membawa pulang dua medali emas pada ASEAN Para Games 2022.
Bermain di dua nomor yakni tunggal putri dan ganda campuran pada kelas SH6. Rina mampu menyapu bersih dengan raihan dua gelar sekaligus.
Rina lebih dulu mengamankan emas pertama di sektor tunggal putri sebelum menggenapkan pencapaiannya bersama Subhan di sektor ganda campuran.
Meski begitu, cerita pilu ada di balik kesuksesan pemain yang baru menjalani debutnya itu pada ASEAN Para Games 2022.
Baca Juga: Akademi Bulu Tangkis Marcus Gideon Mencari Atlet Muda Berbakat
Tidak percaya diri dengan postur tubuhnya hingga banyak menerima ejekan dari orang-orang sekitar.
Tak hanya itu, kondisi ekonomi yang sulit di keluarga Rina juga membuatnya hanya menempuh pendidikan hingga bangku sekolah dasar saja.
"Sejak kelas 3 SD saya sudah ditinggal almarhum bapak saya, jadi setelah lulus SD saya langsung kerja sekitar tahun 2009," kata Rina saat ditemui BolaSport.com di Edutorium UMS, Kamis (4/8/2022).
Bahkan Rina terpaksa bekerja menjadi pembantu rumah tangga dan tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan dan uang jajanya.
Baru pada tahun 2010, Rina mulai tertarik dengan olahraga bulu tangkis. Bermula dari menjadi wasit pada turnamen-turnamen antar kampung.
"Saya pertama main bulu tangkis dari 2010, itu saya main bulu tangkis di kampung-kampung. Di tempat asal saya di Tasikmalaya," ujar Rina.
"Kebetulan di depan rumah saya ada gor, saya sering main disitu.
Dulu sebenarnya tidak suka main bulu tangkis, karena gak pede main karena postur tubuh saya," kata Rina.
"Jadi saya ngewasitin aja dibayar Rp2000 per-satu game buat jajan," ujarnya.
Baca Juga: Piala Presiden 2022 - Fadia/Ribka 'Pemanasan' dengan Tontowi/Liliyana Jelang Kejuaraan Dunia 2022
Tak hanya ingin menjadi wasit, Rina penasaran dan meminjam raket saat orang-orang sedang beristirahat.
"Pas pemain pada istirahat, karena penasaran saya minjem raket dan coba-coba main," ujar Rina.
Mulai dari situ, Rina makin bersemangat latihan sendiri di rumah.
Akan tetapi, Rina hanya berlatih dengan alat seadanya karena tidak mampu memberi raket.
"Suatu hari saya di rumah pake piring seng (alat makan) untuk latihan buat pukul-pukul shuttlecock. Tapi lama-lama piringnya rusak akhirnya saya dimarahin sama ibu saya," kata Rina.
"Saya gak nyerah, terus saya inisiatif pake tutup cat buat gantinya dan gagangnya dibikin dari kayu buat latihan," tuturnya.
Baca Juga: Asa Pebulu Tangkis Muda Jawa Tengah Tembus ke Klub PB Jaya Raya
Hingga akhirnya, Rina dibelikan ibunya sebuah raket baru hasil mengumpulkan uang dari berdagang.
"Suatu saat saya dibeliin raket seharga Rp 100.000 dari hasil ibu dagang cimol yang keliling dari sekolah ke sekolah lainnya," ucap Rina.
Setelah memiliki raket, Rina makin bersemangat untuk latihan lagi.
"Setelah itu saya mulai main lagi ke gor-gor lain diajakin main," ujarnya.
Baru kemudian pada 2018, Rina ditemui oleh Ukun Rukaendi yang merupakan atlet para bulu tangkis saat bermain di turnamen antar kampung.
"Pada tahun 2018 ditemuin lagi turnamen bersama orang normal di Tasikmalaya sama Pak Ukun Rukaendi yang kebetulan satu daerah dari Tasikmalaya," tutur Rina.
Hingga akhirnya Rina ditawarkan untuk bergabung ke NPC Indonesia dan mengikuti seleksi saat Kejurnas di Solo.
Baru pada 2019, Rina bergabung ke dalam Pelatnas.
ASEAN Para Games 2022 merupakan event Internasional pertama bagi Rina dan langsung membuahkan dua medali emas.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022 - Sudah Amankan 2 Emas Duluan, Indonesia Merajai Nomor Ganda Putra
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar