Dari keluhan yang disampaikan, hanya Fabio Quartararo dari tim utama yang mampu menggali potensi M1.
Dia berhasil membuktikan diri masih bisa bersaing di depan terlepas dari kekurangan M1.
Razali pun ingin para pembalapnya meniru Quartararo agar bisa meningkat di paruh kedua yang sudah berjalan.
Selain ingin menjaga tren baik sebagai tim satelit Yamaha, Razali juga tak ingin membuat kecewa para sponsor.
"MotoGP adalah bisnis dan hasil yang paling penting," kata Razali dikutip BolaSport.com dari Corsedimoto.com.
"Dalam dua tahun terakhir kami berada di urutan kedua atau terakhir (di klasemen tim)."
"Ini adalah sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh sponsor. Dan di satu sisi, kami sebagai manajer berada di bawah tekanan. Jadi kami membutuhkan hasil yang baik."
Razali yang memimpin tim satelit Yamaha memang sempat menuai hasil cukup baik saat menapakkan kaki pertama kali di kelas utama MotoGP tiga tahun lalu.
Saat itu dia memiliki Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo di lini depan dengan menutup kejuaraan di peringkat 10 dan 5.
Adapun di tahun selanjutnya, kedua pembalap membawa hasil lebih baik bagi tim dengan Morbidelli menutup kejuaraan sebagai runner up dan Quartararo di peringkat delapan.
Baca Juga: Lebih Kuat dari Musim Lalu, Mampukah Bagnaia Jadi Juara Dunia?
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar