BOLASPORT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, tidak lebih diunggulkan pada MotoGP Austria. Namun, perubahan kecil memberinya ruang untuk mengalahkan kemustahilan.
Ketika orang-orang mendengar kata MotoGP Austria, reaksi pertama akan mengatakan bahwa balapan yang digelar di Red Bull Ring tersebut diciptakan bagi Ducati.
Sejak kembali ke kalender kejuaraan pada 2016, publik lebih sering melihat penunggang motor Ducati menang dibandingkan pembalap dari pabrikan lainnya.
Dari delapan balapan yang berlangsung di lintasan yang hanya punya 10 tikungan itu, enam kali pembalap Ducati keluar sebagai pemenang lomba.
Adapun dalam dua kesempatan lainnya, pabrikan asal Borgo Panigale, Italia, itu gagal menang karena peristiwa yang terjadi di luar kendali mereka.
Sebut saja kontak Jack Miller dan Pol Espargaro di tikungan terakhir pada musim 2020 dan hujan di akhir balapan saat Francesco Bagnaia memimpin lomba musim lalu.
Karakter stop-and-go pada Red Bull Ring karena banyaknya rangkaian lurusan dan tikungan lambat menguntungkan Ducati yang unggul dalam top speed dan akselerasi.
Bisa dibilang bahwa sulit bagi pabrikan lain untuk memberi perlawanan.
Yamaha misalnya. Pencapaian terbaik pabrikan garpu tala di Red Bull Ring cuma posisi finis ketiga. Mereka cuma lebih baik daripada Aprilia yang sebelum musim ini menghuni papan tengah.
Baca Juga: Kejar Gelar Sendirian dengan Motor Pelan, Fabio Quartararo Lebih Pantas Disebut Kuda Hitam
Untuk alasan ini Fabio Quartararo diekspektasikan akan mengambil misi meminimalisir kerugian poin saat berkunjung untuk seri ke-13 musim ini pada 19-21 Agustus 2022.
Francesco Bagnaia yang menjadi ujung tombak Ducati dalam perburuan gelar lebih dijagokan. Lebih-lebih setelah catatan kemenangan dalam dua seri terakhir.
Meski begitu, ada secercah harapan bagi Quartararo untuk mencuri kemenangan penting pada MotoGP Austria.
Penambahan chicane, tikungan zig-zag, yang menggantikan tikungan 2 menjadi alasannya.
Tikungan yang tadinya bisa dilewati dengan kecepatan tinggi karena sudut yang sangat lebar telah berubah menjadi tikungan pelan ke arah kanan dan kemudian kiri.
Modifikasi ini menjadi kompensasi dari area run-off yang tidak cukup jauh untuk mengantisipasi kecelakaan saat pembalap melakukan pengereman keras dari kecepatan 300 kilometer per jam.
Tikungan baru juga diharapkan mencegah insiden besar seperti saat motor Johann Zarco dan Franco Morbidelli menyeberang dan hampir menghantam rival pada MotoGP Austria musim 2020.
Tidak semua pembalap yakin sepenuhnya dengan efek positif yang diberikan.
Baca Juga: Sembuh Saja Tidak Cukup, Marc Marquez Butuh Bantuan dari Jepang untuk Juara MotoGP
Pembalap Gresini Racing, Enea Bastianini, misalnya. Menurutnya tikungan baru lebih sesuai untuk balapan Formula 1 daripada MotoGP.
"Bagi saya tikungannya aneh tetapi kami harus mencobanya," komentar Bastianini seperti dilansir BolaSport.com dari Motorsport.
"Saya pikir lintasan lurusnya sekarang terlalu pendek, tetapi kita baru akan tahu realitanya saat lomba di Spielberg."
"Saya kira lap pertamanya akan sangat sulit karena lintasannya lebih disesuaikan untuk Formula 1 daripada MotoGP."
Di sisi lain, Quartararo menyambut baik modifikasi yang dilakukan pengelola sirkuit untuk menjawab kritik dari pembalap.
"Untuk alasan keselamatan, tentunya lebih baik karena Anda selalu mengalami goncangan kecil di tikungan 2 dan rasanya tidak menyenangkan," kata Quartararo.
"Pertama untuk alasan keselamatan lintasannya sekarang lebih bagus."
"Dan chicane apapun yang mereka taruh di tengah lintasan lurus bagi kami adalah kabar yang sangat baik," imbuhnya setengah bercanda.
Quartararo boleh senang. Sebab, di sektor itulah dia kehilangan waktu sehingga hanya berada di posisi dua pada kualifikasi MotoGP Austria musim lalu.
Baca Juga: Sudah 4 Kali Pecco Bagnaia Bikin Yamaha Alergi di Kandang Sendiri Musim Ini
Lintasan di antara tikungan 1 dan tikungan 3 merugikan pabrikan dengan kelemahan pada top speed karena hampir lurus dan jaraknya yang jauh, lebih dari 900 meter.
Melihat hasil kualifikasi musim lalu, Quartararo kehilangan 0,072 detik dari pole sitter, Jorge Martin (Pramac Racing/Ducati), dalam catatan waktu parsial di sektor pertama.
Angka ini lebih besar daripada selisih catatan waktu lap ideal kedua pembalap yang hanya 0,018 detik.
Raihan pole position pada MotoGP Austria akan mendekatkan Quartararo, sebelumnya mentok finis ketiga, dengan kemenangan pertamanya dan Yamaha di Spielberg.
Seperti diketahui, memimpin balapan sedini mungkin menjadi cara paling pasti bagi Quartararo dan pembalap Yamaha untuk menang.
Di posisi terdepan penunggang YZR-M1 bisa menggunakan racing line terbaiknya.
Selain itu mereka tak lagi menghadapi masalah dengan tekanan atau panas ban seperti ketika berada di belakang pembalap lainnya.
Kemenangan pada MotoGP Austria bakal mengangkat moral Quartararo setelah hasil buruk pada dua balapan terakhir yang seharusnya menjadi ladang poin baginya.
Quartararo masih memimpin klasemen sementara MotoGP musim 2022.
Mengumpulkan 180 poin, Quartararo memiliki keunggulan 22 poin dari Aleix Espargaro (Aprilia) dan 49 poin dari Francesco Bagnaia dengan delapan balapan tersisa musim ini.
Baca Juga: Marc Marquez Bicara Kelemahan Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar