Dovizioso akhirnya mengambil tempat ditinggalkan Rossi dan jangan bayangkan Ducati sekuat musim ini.
"Dia sangat ingin bergabung dengan ke tim pabrikan Yamaha. Itu adalah impiannya, dia selalu memimpikannya," kata Poncharal.
"Tetapi keinginannya tidak mungkin terjadi karena line-up Yamaha sudah diputuskan. Lalu dia mendapat tawaran luar biasa dari Ducati."
"Dia ragu-ragu karena mungkin ingin bertahan bersama kami. Tetapi, meskipun waktu itu Ducati bukanlah Ducati yang sekarang, tetap saja tawarannya adalah tim pabrikan."
"Kami berbicara sedikit dan saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin dia bertahan tetapi saya juga memikirkan masa depannya," sambungnya.
Bersama Ducati, Dovizioso mengalami puncak kariernya di kelas para raja.
Dovizioso praktis menjadi satu-satunya pembalap yang bisa bersaing dengan Marc Marquez walau selalu menjadi runner-up pada 2017 sampai 2019.
Karier Dovizioso kemudian menurun pada 2020 menyusul perseteruannya dengan petinggi Ducati yaitu General Manager Gigi Dall'Igna.
Baca Juga: MotoGP Austria 2022 - Tikungan Baru ala F1 Buka Peluang Quartararo Cetak Kemenangan Mustahil
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar