Sukur pun akhirnya memilih mengasingkan diri ke Amerika Serikat pada 2017.
Pada 2020, pria berusia 50 tahun tersebut bercerita mengenai kehidupan sulitnya selama berada di Negeri Paman Sam.
Sukur mengaku sempat membuka cafe di California sebelum menjadi sopir taksi online.
"Di Amerika, saya membuka kafetaria, tetapi terkadang ada orang-orang aneh datang dan mereka memainkan musik Dombra," kata Sukur pada 2020, seperti dikutip BolaSport.com dari Time24.
"Sekarang saya menjadi sopir taksi Uber dan menjual buku."
"Saya dituduh sebagai kaki tangan sebuah upaya kudeta? Jika demikian, apa peran saya?"
"Sampai sekarang tidak ada yang menjelaskannya kepada saya."
"Di negara saya, saya hanya melakukan sesuatu yang tidak melanggar hukum. Saya musuh pemerintah, bukan musuh negara. Saya mencintai Turki," ujar Sukur lagi.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Time24.news, FIFA.com |
Komentar