Hanya saja, mengetahui masalah-masalah Quartararo sudah ada sejak zamannya Valentino Rossi, cukup mengherankan untuk melihat Yamaha butuh waktu lama dalam mengatasinya.
Jadi apa masalahnya?
Pertanyaan ini coba dijawab Andrea Dovizioso yang telah berulang kali menyeberang dari pabrikan Jepang dan Eropa dalam kariernya.
Menurut pembalap yang sekarang memperkuat tim satelit WithU Yamaha RNF, perbedaan kultur adalah poinnya.
Dovizioso menuturkan bahwa pabrikan Eropa lebih berani dalam mengambil risiko daripada rival mereka dari Jepang pada MotoGP.
"Itu sudah jelas. Bukan cuma sekarang saja, saya pikir sejak lima, enam tahun terakhir, peta kekuatannya mulai berubah," kata Dovizioso, dilansir dari Crash.net.
"Struktur di dalam pabrikan Eropa benar-benar berbeda dari pabrikan Jepang."
"Seberapa besar pabrikan Eropa mendorong dan mengambil risiko sangat berbeda dengan pabrikan Jepang."
"Ini mengubah MotoGP sepenuhnya tetapi bukan sejak tahun ini."
Pembalap yang mencapai puncak karier bersama Ducati itu merasa pada dasarnya motor Eropa masih berada di belakang motor Jepang.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, Crash.net, Sport.sky.it |
Komentar