BOLASPORT.COM - Kekhawatiran Raul Fernandez soal debut yang terlalu cepat di kelas MotoGP menjadi nyata. Kini, dia butuh keajaiban untuk melanjutkan kariernya.
KTM sudah membuat keputusan bahwa tidak ada tempat bagi Raul Fernandez di tim pabrikan Red Bull KTM ataupu tim satelit Tech3 GASGAS pada MotoGP musim 2022.
Pencapaian minor Raul Fernandez dalam 12 balapan yang sudah berlangsung musim ini membuat pabrikan asal Mattighofen, Austria, itu meradang.
Raul Fernandez menjadi pembalap reguler dengan peringkat paling bawah di klasemen sementara.
Baru dua kali Fernandez finis di zona poin dalam 10 penampilan. Finis di posisi ke-12 pada MotoGP Jerman adalah hasil terbaiknya.
Pencapaian ini jauh di bawah reputasi Fernandez sebagai salah satu pembalap debutan yang paling ditunggu aksinya.
Fernandez mendapat promosi ke MotoGP sebagai bintang dari Moto2 pada musim lalu.
Walau bukan juaranya, Fernandez tampil impresif dengan mencetak delapan kemenangan dan menjadi runner-up kejuaraan hanya pada musim pertamanya.
Catatan delapan kemenangan membawa pembalap berusia 21 tahun itu melampaui rekor Marc Marquez saat musim debut di kelas Moto2.
Baca Juga: Dari Bocah Ajaib Jadi Bocah Malang, Nasib Raul Fernandez di KTM Dikasihani Tumbal Kariernya
Penampilan kuat di kategori bawah itulah yang membuat Fernandez menjadi rebutan dua tim pada bursa pembalap musim lalu.
Petronas Yamaha SRT mendekati Fernandez untuk mengisi kursi yang ditinggalkan Valentino Rossi tetapi tidak berhasil.
SRT dan Yamaha mundur setelah KTM mematok biaya sebesar 500 ribu euro atau sekitar 7,4 miliar rupiah untuk menebus Fernandez.
Fernandez telah menjadi pembalap binaan KTM setelah tampil di Rookies Cup hingga akhirnya memperkuat Red Bull KTM Ajo di kelas Moto3 pada 2020.
"Tentunya di setiap kontrak ada opsi keluar atau kemungkinan untuk membeli," kata mantan kepala tim SRT, Razlan Razali, kepada Speedweek.
"Yamaha dan kami sudah punya bayangan soal dana yang harus dikeluarkan, tetapi angka yang diminta terus menerus naik."
"Pada satu titik negosiasi kami menjadi terlalu berisiko."
Sebagai perbandingan, Ducati cuma membayar 80 ribu euro (Rp1,2 miliar) untuk transfer Jorge Martin dari KTM Ajo ke Pramac Racing.
Ducati lebih beruntung karena pandemi memberi Martin jalan keluar Martin melalui klausul yang memberinya hak jika tak ada pembalap KTM di peringkat 10 besar MotoGP per 1 Juli 2020 (kompetisi baru dimulai 19 Juli).
Baca Juga: Miguel Oliveira Makin Mantap Gabung RNF, Sebut Aprilia Lebih Baik daripada Ducati
Adapun Fernandez, sebenarnya pembalap dari Negeri Matador itu lebih senang bertahan di Moto2 setahun lagi.
Sinyal penolakan ditunjukkan Fernandez ketika KTM diisukan ingin membawanya ke MotoGP demi memagarinya dari tawaran tim lain.
Kontrak Fernandez dengan KTM Tech3 pada akhirnya ibarat pernikahan antara pasangan yang tidak saling mencintai.
Fernandez tidak betah sementara KTM menyesal setelah berbagai cara yang mereka tempuh untuk meyakinkan Fernandez bertahan.
"Orang-orang di sekitar Fernandez membawa pengaruh buruk. Kami telah berusaha keras dan hasilnya mengecewakan," kata CEO KTM, Stefan Pierer, membela pihaknya.
"Kami melakukan segalanya baginya, bahkan merekrut adiknya untuk Moto3. Kami melakukan semua yang kami mampu untuk menyediakan paket yang komplet dan bagus."
"Mengecewakan, jelas. Kami mengharapkan lebih dari Raul. Akan tetapi, kekecewaan seperti ini adalah bagian dari kiprah kami pada motorsport."
Adik Raul Fernandez, Adrian Fernandez, tidak lebih baik situasinya karena terdampar di peringkat ke-20 klasemen Moto3 bersama Red Bull KTM Tech3.
Fernandez kini dihubungkan dengan satu kursi di WithU RNF Aprilia yang kebetulan suksesor Petronas SRT, tim yang hampir merekrutnya.
Akan tetapi Pierer telah memberi sinyal bahwa tim bentukan Razlan Razali itu lagi-lagi harus siap berhadapan dengan biaya kompensasi yang besar.
KTM disebut mematok klausul pelepasan Fernandez di angka 1 juta euro, dua kali lipat dari nominal yang ditolak Razali dan Yamaha tahun lalu!
"Saya tidak tahu soal angkanya. Saya memberi tahu Pit Beirer bahwa sejumlah uang harus dibayarkan, seperti yang terjadi di sepak bola," ujar Pierer.
"Anda kenal Pit, dia bukan orang yang mengejar keuntungan maksimal tetapi kami telah menginvestasikan banyak uang dengan Fernandez."
"Kami telah membawanya dari Red Bull Rookies Cup ke Moto3 dan Moto2 ke MotoGP tetapi tidak ada hasil yang ditunjukkannya pada 2022."
Berbeda dengan sepak bola di liga teratas Eropa, dana 1 juta euro, hampir Rp15 miliar, bagi tim independen MotoGP tergolong besar.
Dikutip dari The-Race, bujet tahunan tim satelit di kelas para raja cuma di angka 10-15 juta euro atau sekitar 149-224 miliar rupiah.
Baca Juga: MotoGP Mau Gelar Sprint Race ala F1, Pembalap Meradang Bakal Balapan 2 Kali Musim Depan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar