BOLASPORT.COM – Tim pabrikan Ducati Lenovo memilih Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini sebagai tumpuan mereka pada MotoGP 2023.
Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini sah akan menjadi rekan satu tim di bawah panji pabrikan merah asal Borgo Panigale, Italia.
Pengamat MotoGP sekaligus manajer Enea Bastianini, Carlo Pernat, menyebut Ducati sudah membuat keputusan tepat dengan menempatkan Bagnaia dan Bastianini dalam satu atap.
Pernat melihat Bagnaia dan Bastianini akan menjadi rekan setim yang hebat, tidak seperti isu miring yang berembus.
Kedua pembalap panas gegara komentar Bastianini yang menyebut Bagnaia lebih senang Jack Miller bertahan karena tidak akan mengancam posisinya sebagai pembalap nomor satu di tim Ducati.
Bastianini percaya diri dengan potensinya. Bestia makin jemawa saat mengalahkan Bagnaia pada balapan MotoGP Prancis untuk mencetak kemenangan.
Akan tetapi, Pernat menegaskan relasi kedua pembalap baik, tidak seperti apa yang digambarkan oleh media.
"Saya akan mengatakan relasi mereka sangat bagus, sebuah drama telah tercipta di luar," kata Pernat dikutip BolaSport.com dari Corsedimoto.
"Pecco (Bagnaia) dan Enea berteman, mereka saling menghormati."
Baca Juga: Ramalan Fabio Quartararo, 7 Tahun Lagi Bakal Ada Pembalap Seperti Valentino Rossi
"Mereka tahu bahwa mereka berdua kuat, mereka bisa hidup bersama, tidak ada masalah."
"Orang-orang di luar mengatakan bahwa Bagnaia tidak menginginkan Bastianini."
"Semua karena overtake bersih ketika Bagnaia kembali menghadap windshield untuk melihat siapa yang ada di depannya dan terjatuh, tetapi overtake Bastianini itu normal."
"Drama yang terjadi tidak masuk akal."
"Saya pikir ini adalah ketiga kalinya Ducati memiliki pasangan Italia di Ducati. pertama Andrea Iannone dengan Andrea Dovizioso, lalu Dovizioso dengan Danilo Petrucci, dan sekarang Bastianini dengan Bagnaia."
Jika melihat dari sisi kompetisi, kehadiran rekan setim setangguh Bastianini akan memaksa Bagnaia keluar dari zona nyaman.
Buah dari kombinasi dua pembalap kuat pernah dirasakan Ducati pada 2018 ketika Dovizioso bersaing sengit dengan Jorge Lorenzo.
Hanya saja keharmonisan tetap diperlukan.
Lebih-lebih ketika rival mereka mengambil jalan berbeda dengan hanya mengandalkan satu pembalap kuat saja: Yamaha dan Fabio Quartararo.
Baca Juga: Fabio Quartararo Tetap Rendah Hati, Ingin Selalu Berkembang di MotoGP
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar