"Kita bisa melihat betapa hebatnya Ahsan/Hendra bermain dari babak pertama sampai semifinal, mereka bahkan mendominasi gim pertama (melawan Chia/Soh)," kata Rexy, sebagaimana dikutip BolaSport.com dari The Star.
"Saya berkata pada Aaron-Wooi Yik kalau soal kecepatan, mereka lebih baik dan dapat mengatasi Ahsan/Hendra, tetapi mereka butuh membangun kepercayaan diri," sambungnya.
Chia/Soh menjauhkan Ahsan/Hendra dari skenario adu drive. Mereka terus mengangkat bola dan memaksa Ahsan/Hendra menyerang dari belakang.
Serangan Ahsan/Hendra pun dimentahkan. Walau sesekali membuat Chia/Soh pontang-panting dengan muslihat mereka, Daddies lebih banyak kehilangan angka.
Ahsan/Hendra yang sempat menguasai gim pertama hingga unggul 18-12 berbalik tertekan pada gim kedua. Di sisi lain, Chia/Soh makin berada di atas angin.
Meningkatkan kepercayaan diri dan membangun mentalitas juara dalam diri Chia/Soh memang fokus Rexy sejak dipanggil kembali oleh BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia).
"Jika kita berbicara tentang level mereka, kita tidak berbicara banyak tentang keterampilan dan teknik, tidak banyak yang perlu diubah di sana," ungkap Rexy.
"Kami hanya menangani hal-hal seperti bagaimana agar mereka percaya ketika bermain melawan pemain papan atas, memiliki pemikiran 'dengan keterampilan ini, saya bisa melawan siapa pun'."
"Kemudian kami mencoba mengurangi unforced error dan pikiran-pikiran negatif. Cuma masalah-masalah ini yang perlu diperbaiki di dalam diri mereka."
Baca Juga: Japan Open 2022 - Axelsen dan Axelsen Lagi buat Anthony Sinisuka Ginting
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar