Dalam pelaksanaannya, penyelenggara memberikan batasan durasi waktu untuk kontingen menampilkan olahraga tradisionalnya. Setiap delegasi mendapatkan waktu 13 menit dengan rincian 3 menit untuk persiapan penampilan, dan 10 menit untuk penampilan.
Permainan Tradisional Beraspek Olahraga dan Kesenian
Sylvana juga menjelaskan bahwa Fortradnas adalah salah satu barometer penting bagi Indonesia dalam menjaga tradisi asli sebagai daya saingnya. Menurutnya, kekayaan olahraga tradisional, kuliner, busana hingga alam yang indah adalah aset masyarakat untuk berbagai kepentingan nasional. Tak hanya untuk olahraga, lestarinya tradisi asli Indonesia juga dapat mendongkrak perekonomian dari sektor pariwisata.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Dr. Raden Isnanta, M.Pd. menjelaskan bahwa perhelatan festival kali ini berbeda dengan Pekan Olahraga Tradisional yang mempertandingkan olahraga tradisional sebagai cabang Olahraga Prestasi.
Yang menarik, Fortradnas lebih mengutamakan pengenalan olahraga tradisional asli dari berbagai daerah nusantara. Fokusnya adalah untuk mengali, melestarikan dan mengembangkan permainan olahraga tradisional yang banyak tersebar di tanah air.
“Kemenpora bersama dengan Pemerintah Kota Solo dan semua Pemda yang terlibat dalam event ini sangat berharap agar semua pihak dapat bersama-sama menjaga kesinambungan Festival ini. Pandemi yang mereda jadi momentum kita untuk kembali meningkatkan aktifitas pembudayaan olahraga. Lewat event ini kami berharap berbagai unsur olahraga hingga kesenian yang ada di dalamnya akan terus berkembang,” jelas Isnanta.
Baca Juga: Resmi Gabung Klub Milik Orang Indonesia, Thierry Henry Sibak Rencana Besarnya untuk Klub
Pihak Kemenpora juga menjelaskan bahwa penilaian atas penampilan olahraga yang dilaksanakan dalam Fortradnas akan didasarkan atas unsur gerak olahraga, hingga narasi budaya dan sejarah yang dihadirkan.
Sebagai penghargaan kepada para penampil terbaik, Kemenpora akan mengalokasikan trofi kepada sepuluh peserta terbaik. Selain itu akan terdapat kategori Peserta Terfavorit, Pembaca Narasi Terbaik, Kostum terbaik, Musik Terbaik, Koreografi terbaik dan Tim Terunik. Selain itu penghargaan juga akan diberikan kepada setiap Pemerintah Provinsi atas keikutsertaannya.
Senada dengan Isnanta, Aice Group meyakini kesinambungan dan cara mensosialisasikan semangat olahraga tradisional menjadi kunci pelestarian dan pengembangannya. Karenanya, Aice berusaha membawakan semangat kegembiraan dan keceriaan dalam berbagai gerakan sosial yang didukungnya. Termasuk dalam langkah pembudayaan olahraga.
Keceriaan tersebut diperlukan dalam meregenerasi bibit baru pengusung semangat olahraga tersebut. Selama ini berbagai terobosan usaha dan pemasaran Aice dinilai banyak pihak sebagai cara yang baru dan super inovatif. Tapi menurut Sylvana, visi Aice berawal dari nilai-nilai sederhana membagikan keceriaan yang diterapkan selama ini.
“Ada empat huruf yang mewakili empat nilai inti Aice. A untuk kualitas grade A atau terbaik. I untuk inovasi. C untuk cheerful atau ceria. Dan E untuk excellent. Maka dengan hadirnya es krim Aice dalam olahraga, maka akan kita majukan semangat prestasi dan pembudayaan olahraga dengan keceriaan,” kata Sylvana.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar