Seperti halnya Salah, De Bruyne merupakan produk transfer Chelsea yang flop (2012-2014) dan baru berkembang pesat setelah meninggalkan Stamford Bridge.
Selepas meroket bersama Wolfsburg (2014-2015), gelandang serang beralias Tintin tak tergantikan menjadi nyawa kreativitas Manchester City sejak 2015.
Warganet pun memberikan reaksi atas pernyataan si penerus Roman Abramovich.
"Seseorang mengatakan cerita yang salah kepada dia," cuit akun @fingeroll23.
"Bayangkan mendapat fakta yang salah tentang klub kamu sendiri!" bunyi twit @MuyonjoSsemo.
"Bayangkan punya presiden yang tak tahu apa yang sedang dia bicarakan," timpal akun @EddyMN12.
Meski begitu, ada pula pembelaan bahwa yang dimaksud Todd Boehly barangkali bukan Mo Salah dan De Bruyne lulus dari akademi Chelsea secara harfiah.
Namun, 'akademi Chelsea' bisa dimaknai sebagai institusi yang menempa para pemain muda yang direkrut saat berusia belia untuk dikembangkan dan kemudian dilepas sebagai komoditas sukses di dunia profesional.
Mo Salah dan De Bruyne memang dicomot Chelsea ketika baru berusia 22 tahun.
Kendati bisa dianggap gagal di sana, kiprah singkat bersama Chelsea tak dapat dimungkiri penting sebagai batu pijakan Mo Salah dan De Bruyne untuk membuka lembaran lain yang lebih sukses dalam karier mereka.
"Anda memperlakukan pemain di akademi sebagai produk, bukan pemain. La Masia (akademi Barcelona) telah melakukan pekerjaan luar biasa," imbuh Boehly.
"Chelsea ialah merek terbesar yang bisa dimiliki seseorang dalam bidang olahraga di dunia," kata pria 49 tahun yang juga bos besar klub bisbol Los Angeles Dodgers.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Dailymail.co.uk, Sportbible.com |
Komentar