BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, dijagokan menang pada MotoGP Aragon. Statistik yang impresif menjadi alasannya.
Francesco Bagnaia menghadapi MotoGP Aragon dengan membawa hasil kemenangan dalam empat balapan terakhir yaitu GP Belanda, GP Inggris, GP Austria, dan GP San Marino.
Ini menjadi pencapaian tersendiri. Sebab, terakhir kali pembalap MotoGP bisa memenangi empat balapan beruntun atau lebih adalah 2019 oleh Marc Marquez.
Pun di dalam timnya, Bagnaia menorehkan tinta emas untuk dirinya sendiri karena menjadi pembalap Ducati pertama yang berhasil melakukannya.
Bagnaia memang bukan pembalap sembarangan.
Talentanya sudah menjadi perhatian sejak di kelas bawah. Ducati bahkan sudah percaya diri untuk merekrutnya sebelum dia menjadi juara dunia Moto2 pada 2018.
Akan tetapi, dibandingkan pembalap seangkatannya di kelas utama yaitu Fabio Quartararo dan Miguel Oliveira, progres Bagnaia terbilang paling pelan.
Ketika Quartararo dan Oliveira sudah mencetak kemenangan pertama pada musim 2020, Bagnaia harus menanti setahun lebih lama.
Beberapa kali Bagnaia tampil kuat hingga memimpin balapan hanya untuk gagal karena kesalahan sendiri atau karena sedang apes.
Baca Juga: 4 Kemenangan Beruntun Sejajarkan Francesco Bagnaia dengan Para Legenda
Penantian panjang Bagnaia berakhir pada balapan MotoGP Aragon yang berlangsung hampir tepat setahun yang lalu yaitu tanggal 12 September 2021.
Kemenangan pertama Bagnaia diraih secara impresif yaitu dengan memenangi duel melawan Marc Marquez, pembalap tersukses di Aragon dan terbaik di generasinya.
Tujuh kali Marquez mencoba menyalip dalam tiga lap terakhir, beberapa di antaranya dilakukan secara tidak terduga, tetapi Bagnaia tak gentar.
Semua serangan dari juara dunia delapan kali itu dimentahkan Bagnaia.
Firasat bahwa Bagnaia akan menang di Aragon sudah dirasakan oleh mentornya di Akademi Pembalap VR46, Valentino Rossi, sebelum balapan.
Sambil bercanda, Rossi menuturkan bahwa dia menghipnotis Bagnaia agar tidak mengacaukan peluangnya sendiri dengan pemilihan ban yang salah.
"Kemarin saya bilang ke dia bahwa besok harus start paling depan, bertahan di depan selama balapan, dan menang pada akhirnya," ungkap Rossi setelah lomba.
"Ini ide saya untuk strateginya, tetapi untuk melakukannya dia harus menggunakan kombinasi ban hard (keras) dan soft (lunak)."
"Jadi saya mencoba menghipnotisnya. Hard dan soft, Pecco (sapaan akrab Bagnaia)... hard dan soft ...."
Since @ValeYellow46 hypnotised @PeccoBagnaia in Aragon last year, Pecco's won 10 of the last 20 races!
It could get better too as this weekend Pecco aims to become the first Italian rider to win 5 races on the bounce since Valentino did it himself in 2008! #AragonGP pic.twitter.com/z5Na6VVGEe
— MotoGP (@MotoGP) September 14, 2022
Ibarat gembok yang akhirnya terbuka, potensi Bagnaia sebagai pembalap juara terbuka setelah kemenangan pertamanya itu.
Bagnaia menjadi pembalap terkuat jika hanya menghitung statistik.
Dalam 20 balapan sejak GP Aragon 2021 hingga GP San Marino 2022, pembalap kelahiran Turin tersebut membukukan 10 kemenangan.
Fakta bahwa ada 24 pembalap yang berlomba secara reguler dan 6 pembalap berbeda yang menang, pencapaian Bagnaia ini terbilang mengesankan.
Dalam catatan podium dan pole position Bagnaia juga paling baik. Total 11 podium dan 8 pole position milik Bagnaia tak bisa diungguli rival-rivalnya.
Poin? Bagnaia mengumpulkan 297 poin dalam periode yang sama berbanding 283 poin milik rival terbesarnya, Fabio Quartararo (9 podium, 3 kemenangan, 1 pole).
Meski demikian, pada akhirnya hanya ada satu pencapaian yang akan dikenang yaitu gelar juara.
Musim lalu dia cuma menjadi runner-up di bawah Quartararo. Adapun musim ini dia tertinggal 30 poin dari pembalap yang sama di tabel klasemen sementara.
Bagnaia kurang stabil karena terlalu sering gagal finis. Lima balapan lainnya berakhir dengan nol poin baginya. Apes, empat di antaranya terjadi ketika dia bersaing di depan.
Baca Juga: Para Rival Kompak Tunggu Kejutan Marc Marquez pada MotoGP Aragon 2022
Kegagalan serupa pun harus dihindari Bagnaia.
Kemenangan pada MotoGP Aragon akan sangat krusial baginya untuk memangkas gap dengan Quartararo, lebih-lebih karena Aragon bukan sirkuit favorit El Diablo.
Tidak memberikan beban di pundak sendiri menjadi pendekatan Bagnaia.
"Secara umum, Aragon adalah sirkuit yang sangat bagus bagi kami, dan saya pikir kami bisa lebih cepat lagi daripada tahun lalu," kata Bagnaia.
"Bagaimanapun, kami akan menghadapi akhir pekan ini dengan pendekatan yang sama seperti biasanya."
"Kami akan memberikan yang terbaik sejak Jumat dan fokus sepenuhnya dengan akhir pekan lomba, tidak memikirkan soal kejuaraan."
Seri balap MotoGP Aragon akan berlangsung pada akhir pekan ini, 16-18 September 2022.
Baca Juga: MotoGP Aragon 2022 - Misi Sulit Fabio Quartararo tapi Siapa Bilang El Diablo Tak Punya Ambisi?
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Ducati.com, MotoGP.com |
Komentar