Tahun ini kalian sudah empat kali masuk final tetapi belum berhasil menjadi juara. Apakah ada target khusus untuk mencapainya tahun ini?
Hendra: Kalau dari kami sih yang penting usaha dulu. Memberikan yang maksimal. Harapannya pasti juara, tapi ya itu, yang penting kami usaha dulu.
Ahsan: Buat kami paling tidak bertahan di ranking top 5 dulu. (Asian Games) tahun depan kami enggak ikut dulu, buat pemain yang muda-muda saja.
Tapi tentunya Olimpiade Paris 2024 tetap menjadi tujuan kalian bukan? Soal gagasan mengalah kepada pasangan Indonesia yang belum dapat kesempatan apakah terlintas di kepala kalian?
Hendra: Olimpiade masih lama. Yang penting kami coba dulu aja. Kalau untuk mengalah saya rasa enggak, karena itu gak bagus juga untuk yang muda.
Kalian sempat menghadapi suara sumbang soal masalah regenerasi. Tapi di sisi lain, kalian masih menjadi pasangan ganda putra Indonesia yang melaju paling jauh di tiga turnamen mayor terakhir yang diikuti: Kejuaraan Dunia 2019, Olimpiade Tokyo 2020, Kejuaraan Dunia 2022.
Ahsan: Pastinya kami senang di usia segini masih bisa bersaing, masih di top level gitu sih. Dan untuk regenarasi, mereka (pasangan muda) yang harus kerja keras. Mereka harus membuktikan.
Persaingan di ganda putra makin memanas dengan kembalinya China. Terakhir, pasangan muda, Liang Wei Keng/Wang Chang, menjadi juara Japan Open 2022 dengan mengalahkan para unggulan, termasuk kalian dan Fajar/Rian.
Hendra: Bisa juga, terutama Wang Chang dan Wei Keng ini masih muda banget. Jadi ke depan pasti lebih meningkatlah.
Ahsan: Mereka pemain bagus tapi junior kita yang selevel dengan mereka juga ada yang bagus seperti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Jadi ya mereka yang akan bersaing nantinya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar