"Jelas seperti apa yang disampaikan komite disiplin, panpel dan Arema FC akan berkonsekuensi sanksi yang begitu besar," kata Yunus.
"Yang telah disampaikan hingga berakhirnya kompetisi Arema tidak diperkenankan untuk home di Malang," ujarnya.
Lebih lanjut, PSSI juga telah melakukan laporan ke FIFA juga.
Pihak FIFA juga terus meminta laporan berkala terkait hasil investasi yang dilakukan PSSI.
Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu mengatakan bahwa FIFA juga tidak bakal gegabah dalam mengambil keputusan.
“Kejadian ini hampir menyamai insiden di Peru dan Ghana. Semua pihak terkena dampaknya. Kami akan tetap berkomunikasi dengan FIFA untuk menjelaskan agar PSSI dan Indonesia tidak terdampak sanksi dan lainnya. Kami tahu FIFA dan AFC tidak terburu-buru mengambil keputusan,” ucap Yunus.
Terkait banyaknya korban yang berjatuhan, Yunus Nusi pun berharap ini tak akan menjadi acuan FIFA memutuskan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Baca Juga: Dokter RSUD Kanjuruhan: Suporter Tewas karena Trauma, Diinjak-injak, Sesak Nafas
Sebab Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Namun, dengan banyaknya korban pun bisa batal dengan indikasi keamanan kurang terjamin.
“Tentu kami berharap ini tidak menjadi rujukan bagi FIFA mengambil keputusan yang tidak baik untuk PSSI dan Indonesia,” tuturnya.
“Ini bukan perkelahian antar suporter, bukan bermusuhan, tapi karena berdesak-desakan.”
View this post on Instagram
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar