"Kalau kita nyetir di jalan, kemudian mundur gak sadar ya pasal itu yang dipakai," terangnya.
Baca Juga: Aremania Bentuk Tim Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan
Berdasarkan fakta-fakta yang ada, KontraS menganggap, bahwa kejadian saat tragedi Kanjuruhan ini bukanlah kelalaian.
Namun ada perintah yang menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal dunia.
"Ini bukan kelalaian. Ada perintah di sana. Ini bukan petugas yang menembak secara acak," ujar Andi Irfan.
"Itu sistematik, mulai dari jumlah peluru, arahnya kemana."
"Ini bukan kepanikan, petugas gak panik. Jadi ada kesengajaan menembakkan peluru itu," lanjutnya.
Baca Juga: Stadion Kanjuruhan Diharapkan Direnovasi dengan Mempertimbangkan Sifat Manusiawi
KontraS juga menganggap, kejadian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema Vs Persebaya bukanlah tindak pidana biasa dan perlu adanya pendalaman.
Saat ini, KontraS juga mendukung penuh langkah yang dilakukan oleh Aremania dengan membentuk tim pencari fakta tragedi Kanjuruhan.
"Kalau untuk kekerasan ini masih belum final. Masih banyak yang bisa kita bahas di sana," ujar Andi Irfan.
"Kami bisa menduga, bisa menjadikan dugaan pelanggaran HAM tetapi kami belum ke sana."
"Kami perlu mengumpulkan bukti-bukti keterangan yang ini masih kami kumpulkan," tandasnya.
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | Surya Malang |
Komentar