Keunggulan 91 poin yang sempat dimiliki Quartararo hampir dipangkas habis oleh Bagnaia dalam tujuh balapan.
Salah satu alasan Quartararo kepayahan adalah karena motor Yamaha yang dianggap kalah dari motor Ducati yang dipakai Bagnaia.
Ketika Yamaha hanya punya Quartararo sebagai andalan di posisi depan, Ducati setidaknya punya enam pembalap yang mampu bersaing untuk posisi tiga besar.
Bagnaia angkat topi dengan keberhasilan Quartararo memaksimalkan potensi dari motornya.
"Dia sangat konsisten tahun ini. Dia mengalami lebih banyak pasang surut dalam beberapa tahun terakhir," kata Bagnaia.
"Dia juga sempat memimpin kejuaraan pada 2020, tetapi kemudian kalah."
"Tahun lalu dia berhasil memenangkan gelar. Tahun ini dia berhasil tampil sangat konsisten, meskipun saya pikir motornya inferior daripada motor kami."
"Jadi dia melakukannya dengan sangat baik," pungkasnya.
Baca Juga: Diam-diam Marc Marquez Sudah Punya Mode Sangar Saat Turun Hujan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar