"Jadi, kita bisa tahu status orang-orang yang membawa gas air mata,” ujar pria asal Malang tersebut.
Transparansi terhadap dokumen perencanaan keamanan ini dianggap penting supaya tidak ada yang saling lempar kesalahan di depan publik.
Namun, selama dokumen itu tidak dibuka, maka siapa yang benar dan salah sulit ditentukan.
“Di dokumen itu ada tanggal pembuatannya kapan. Jadi kita tak saling melempar, ini salah atau itu salah," ujar Choirul Anam.
"Dengan dibukanya dokumen itu, tidak hanya Komnas HAM yang tahu, tetapi masyarakat juga tahu akar peristiwanya dari mana,” jelasnya.
Saat ini, Komnas HAM tengah fokus di perencanaan keamanan dari aparat. Ada dua isu besar yang ingin ditelusuri.
Baca Juga: Tersangka Tragedi Kanjuruhan Abdul Haris Dulu Pernah Disanksi 20 Tahun karena Suap Komdis PSSI
Pertama, soal keterlibatan bantuan pasukan untuk pengamanan pertandingan.
Isu kedua adalah persiapan keamanan sebelum hari pertandingan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar