Saat itu, tim verifikasi AFC yang terjun ke Indonesia beranggotakan Shahin Rahmani, AFC Internal Audit Manager Avin Tee, AFC Competition Manager Benjamin Tan serta AFC Research & Assesment Manager Alisher Nikimbaev.
Baca Juga: Buntut Pernyataan Kontroversial, Perwakilan Aremania Mohon Maaf Kepada Seluruh Masyarakat Indonesia
Banjamin Tan sendiri dikenal sebagai sosok yang sukses menyulap Liga Thailand jadi yang terbaik di Asia Tenggara berkat inovasi yang dilakukannya usai bekerja di Indonesia untuk AFC.
Pada 25 Agustus 2011, hasil verifikasi menunjukkan tidak ada satu klub yang lolos sesuai standar yang ditetapkan AFC.
Saat dilakukan verifikasi ulang, hanya 6 klub yang lolos menurut standar AFC pada 16 September 2011. Menariknya tidak ada satupun klub Liga Super Indonesia (LSI) waktu itu yang lolos verifikasi.
Hanya ada Persis Solo, Persikota Tangerang, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, Persibo Bojonegoro, dan Persik Kediri yang lolos sesuai standar AFC.
Namun, bukannya tuntas, masalah dualisme kemudian semakin runcing akibat gagalnya PSSI mengatasi masalah tersebut.
Baca Juga: Tim TGIPF Investigasi Semua Tahapan Kerusuhan Kanjuruhan
Kali ini, Liga Super Indonesia kembali bergulir musim tersebut disamping Liga Primer Indonesia yang diakui PSSI musim itu.
Masalah tersebut membuat AFC dan FIFA turun tangan pada 2012 untuk membentuk Liga Profesional Baru. Namun, konflik tersebut kemudian melupakan masalah verifikasi klub sesuai standar dari AFC yang awalnya jadi fokus utama pada 2011.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | kompas |
Komentar