BOLASPORT.COM - Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, mengakui pasukannya bermain dengan rasa takut ketika dikalahkan AC Milan di Liga Italia.
Hal tersebut diungkapkan Massimiliano Allegri selepas duel AC Milan vs Juventus dalam lanjutan pekan ke-9 Liga Italia.
Mentas di San Siro, Sabtu (8/10/2022), Juventus selaku tamu takluk 0-2.
Gol-gol Fikayo Tomori dan Brahim Diaz ibarat menjatuhkan awak Bianconeri kembali ke bumi.
Sebelumnya, para pemain Juve mungkin merasa mentalitas mereka melonjak usai meraih dua kemenangan beruntun atas Bologna (3-0) dan Maccabi Haifa (3-1) yang mengakhiri tren buruk.
Ternyata, modal tersebut belum cukup mencapai konsistensi yang diharapkan.
"Kami berada dalam momen saat kami terlihat keluar dari periode negatif dengan dua kemenangan beruntun, tetapi kami jatuh kembali," kata Allegri.
"(Selain fisik) Itu karena kondisi psikologis juga. Tidak mudah berada di momen seperti sekarang ini."
"Kami membuang banyak poin melawan tim papan tengah-bawah, kemudian di partai besar seperti ini (vs Milan) kami perlu lebih percaya diri," ucapnya.
Massimiliano Allegri menganggap anak asuhnya rentan terjebak melakukan kesalahan sehingga mereka seperti dilanda ketakutan dan gugup dalam mengambil keputusan.
Kegugupan itulah yang berperan besar terhadap kekalahan tim.
Gol pertama AC Milan bermula dari kegagalan sapuan para pemain Bianconeri di wilayah pertahanan sehingga bola jatuh kepada Olivier Giroud yang diteruskan tembakan Tomori.
Adapun gol kedua terjadi lantaran Dusan Vlahovic salah oper hingga bola jatuh ke kaki Diaz, yang melanjutkannya dengan aksi solo run menawan.
"Sangat disayangkan dua gol terjadi akibat kesalahan kami sendiri," tutur Allegri dikutip BolaSport.com dari Sportmediaset.
"Kami harus lebih berusaha keras dalam perebutan bola dan menghilangkan ketakutan."
"Kalau kami bisa mengenyahkan rasa takut, kami dapat memutarbalikkan keadaan," lanjutnya.
Statistik memang tidak memihak Juventus.
Walaupun lebih mendominasi permainan (60%), mereka hanya mampu melepaskan 10 tembakan.
Bandingkan dengan AC Milan yang bisa mengancam 21 kali dari jatah 40 persen penguasaan bola.
Dominasi hambar ini terjadi, menurut Allegri, karena timnya bermain tidak efektif dan lebih sering memainkan back-pass ataupun mengoper secara horizontal.
Pemain seperti ketakutan bola direbut musuh dan diserang balik jika mengoper ke wilayah pertahanan lawan.
"Kami sering bermain mundur ke belakang, alih-alih tetap menekan maju. Inilah yang harus kami perbaiki," ujar Allegri.
"Saat Anda mengoper bola ke belakang, lawan akan menekan maju dan bahkan tidak perlu berupaya keras untuk menekan Anda."
"Kami banyak melakukan kesalahan operan dan harus membayar untuk itu," imbuh pelatih yang membawa AC Milan juara Liga Italia 2010-2011.
Bagi Massimiliano Allegri sendiri, kekalahan ini kembali menempatkan dia di ujung tanduk.
Baca Juga: Alasan Juventus Tak Pecat Allegri, Hangus 776 Miliar dan Siapa yang Mau Bayar Gaji Tuchel?
Tagar AllegriOut yang menuntut pemecatannya bergaung keras lagi di media sosial.
Setelah melakoni 9 laga Liga Italia 2022-2023, Juventus masih tercecer di peringkat 8 dengan 13 poin.
Di Liga Champions, Adrien Rabiot dkk juga dalam posisi sulit untuk lolos ke fase gugur akibat hanya memetik 3 angka, tertinggal jauh dari PSG dan Benfica (7).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sportmediaset.mediaset.it |
Komentar