BOLASPORT.COM - Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, menjelaskan ada gas air mata yang kadaluarsa pada Tragedi Kanjuruhan.
Dalam temuan terbaru Polri, ada tiga jenis gas air mata yang digunakan.
Yakni warna hijau yang berupa asap yang hanya berisi asap putih.
Kemudian warna biru yang sifatnya sedang untuk penggunaan klaster skala kecil.
Terakhir ada ada gas air mata warna meraih yang memiliki pengaruh paling kuat untuk mengurai massa.
Seperti diketahui, penggunaan gas air mata pada Tragedi Kanjuruhan mendapatkan sorotan.
Pasalnya, puluhan tembakan yang dilepaskan pihak kemanan menimbulkan kepanikan di stadion.
Hal ini membuat ratusan korban jiwa harus meninggal karena berdesakan mencari akses keluar stadion.
Satu hal yang sempat jadi gas air mata disinyalir kadaluarsa.
Pasalnya, efek yang ditimbulkan menjadi lebih berat seperti iritasi yang cukup parah pada beberapa korban.
Terkait hal ini, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengakui ada beberapa gas air mata yang kadaluarsa pada Tragedi Kanjuruhan.
Gas air mata tersebut sudah kadaluarsa pada tahun 2021.
"Ada beberapa yang ditemukan ya yang tahun 2021, saya masih belum tahu jumlahnya."
"Tapi itu akan didalami tim Puslabfor, tapi sebagian besar yang digunakan tiga jenis ini," kata Dedi Presetyo dilansir BolaSport.com dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (10/10/2022).
Baca Juga: Sambil Menangis, Bintang Timnas Malaysia: Timnas U-17 Indonesia Sangat Sulit Dikalahkan
Dedi berdalih jika gas air mata yang kadaluarsa justru harusnya kekuatannya menurun.
Hal ini membuat gas air mata tersebut secara teori tidak bisa bekerja dengan efektif saat ditembakkan.
"Dalam gas air mata ada tanggal kadaluarsa, tapi ini zat kimia, beda dengan makanan."
"Ketika kadaluarsa justru kadar kimianya berkurang sama dengan efektifitasnya ini."
"Ketika ditembakan dia tidak bisa efektif lagi, jadi kalau sudah kadaluarsa justru kadarnya berkurang dan kemampuan gas air mata ini akan menurun," ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Kompas TV |
Komentar