Pada pertandingan ini, terlihat Pramudya memainkan peran sebagai pemain senior yang kaya pengalaman.
Faktor ketenangan menjadi bekal penting bagi Pramudya yang bermain dengan juniornya mampu mengalahkan pasangan rangking Taiwan.
"Kami banyak memainkan strategi dengan mengontrol shuttlecock di depan net. Hal itu turut membuat lawan kewalahan dan bermain tidak begitu nyaman saat dikontrol," kata Pramudya.
Senada dengan Pramudya, Rahmat sendiri mengaku tidak menyangka bisa melangkah ke babak final untuk kali pertama dengan peraih juara Asia 2022 itu.
Baca Juga: Anthony Ginting, Chico Mulai Diperhitungkan, dan Tunggal Putra China yang Tak Ada di 10 Besar Dunia
Dengan melihat kondisi lapangan dan shuttlecock yang kurang bersahabat, Rahmat bertekad memberikan yang terbaik dengan jadi juara pada ajang Malang Indonesia International Challenges 2022.
"Saya ingin bermain lebih baik lagi di gim berikutnya. Memberikan yang terbaik dan nothing to lose selama berada di lapangan," ucap Rahmat.
Pada partai pemungkas, Rahmat/Pramudya akan bersua Hiroki Okamura/Masayuki Onodera.
Ganda putra Jepang rangking 45 dunia itu lolos ke final seusai menumbangkan wakil tuan rumah, Alfian Eko Prasetya/Ade Yusuf Santoso dengan skor 21-15, 21-11.
Melawan unggulan ketiga dari Negeri Matahari Terbit itu, Rahmat/Pramudya akan mempersiapkan diri dengan baik lagi.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar