BOLASPORT.COM - Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur mempertanyakan urgensi menggelar Kongres Luar Biasa (LIB) PSSI oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
Rekomendasi mempercepat KLB tertulis dalam laporan investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang sudah diserahkan ke Presiden Joko Widodo pada Jumat (14/10/2022).
Sebelum itu, TGIPF lebih dulu merekomendasikan agar Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif (Exco) mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya ratusan korban dalam Tragedi Kanjuruhan.
Untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan PSSI dan menyelamatkan persepakbolaan nasional, TGIPF juga mendesak agar PSSI menggelar Kongres Luar Biasa.
Baca Juga: FIFA Soroti Kekurangan Stadion Gelora Bung Tomo, Menpora Angkat Bicara
KLB menjadi persyaratan yang harus dipenuhi PSSI sebelum Pemerintah Indonesia memberikan lampu hijau kompetisi digulirkan.
"Pemerintah tidak akan memberikan izin pertandingan liga sepakbola profesional di bawah PSSI yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, sampai dengan terjadinya perubahan dan kesiapan yang signifikan oleh PSSI dalam mengelola dan menjalankan kompetisi sepakbola di tanah air," tulis laporan TGIPF.
Menyikapi desakan terebut, Wakil Ketua Asprov PSSI Jawa Timur Amir Burhanudin angkat bicara.
Amir mengatakan, sampai saat ini, PSSI, dari sisi anggota, belum menemukan urgensi untuk melakukan KLB seperti yang disarankan TGIPF.
"Kita masih belum menemukan, urgensinya apa jalan menuju kongres (luar biasa) dari sisi anggota," kata Amir Burhanuddin dikutip dari Kompas.com
Lebih lanjut, ia menyebut para anggota dari tataran asosiasi provinsi masih akan melihat perkembangan-perkembangan yang terjadi ke depan.
Menurut Burhan, berlangsungnya KLB telah diatur dalam pasal 34 dan 35 statuta PSSI.
KLB harus digelar jika 50 persen anggota PSSI yang terdiri dari klub Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 atau 2/3 delegasi perwakilan PSSI meminta diadakan rapat.
Namun, permintaan itu tidak bisa langsung dikabulkan karena PSSI membutuhkan waktu setidaknya dua bulan untuk menggelar KLB.
"Urgensinya apa? Karena ini masa bakti tinggal satu tahun dan semua program berjalan," ujar Amir mempertanyakan.
Baca Juga: Sibuknya Persis Solo: Tetap Latihan hingga Gelar Uji Coba Sehari 2 kali
Dia merasa KLB belum mendesak mengingat masih banyak agenda Internasional yang akan diikuti timnas Indonesia seperti Piala AFF, Piala Dunia U-20, hingga Piala Asia.
Burhan juga mempertimbangkan sikap pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong yang berniat mundur jika Ketua Umum PSSI lengser.
"Event-event internasional di depan mata sangat banyak. Sehingga akan kita pertimbangkan."
"Apalagi kita sempat dengar, di puncak-puncaknya timnas yang sekarang lagi membaik, head coach kita, Shin Tae-yong, juga ikut komentar (akan mundur jika ketum mundur)."
"Itu menjadi pertimbangan tersendiri bagi kita, member untuk melakukan permintaan KLB dan sebagainya," kata Amir.
Baca Juga: Stadion Piala Dunia U-20 2023 Direnovasi, Klub Liga 1 Harus Mengungsi
Oleh karena itu, menurut dia, saat ini yang lebih penting adalah bagaimana kompetisi bisa berjalan demi mendukung timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong.
"Bagaimana mungkin nanti performa timnas bisa bertahan atau bisa ditingkatkan kalau tidak ada kompetisi. Awal Desember AFF senior sudah mulai berjalan," kata dia.
Jika pada Oktober hingga November 2022 nanti kompetisi tidak bisa digelar, ia khawatir performa dan persiapan timnas akan terganggu di ajang Piala AFF.
"Itu akan sangat disayangkan apalagi timnas kita, dari semua kelompok umur lagi bagus-bagusnya," ujar dia.
Mengenai keberlanjutan Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, Amir menyerahkan segala keputusan kepada Presiden Jokowi.
"Kita menunggu arahan presiden saja. Karena kan TGIPF kan laporannya ke presiden. Nanti kita tunggu arahan Pak Presiden."
"Tapi yang pasti, keinginan kami, member, itu sebisa mungkin, kompetisi ini harus bisa segera digelar, meskipun harus dengan treatment-treatment khusus, tetap digelar," ujar dia.
View this post on Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | kompas |
Komentar