Keunggulannya terutama didukung oleh kesuksesan membawa timnas Prancis juara Piala Dunia 1998.
Namun, itulah satu-satunya gelar individu Zidane dalam perhelatan garapan majalah France Football.
Zidane sendiri meneruskan prestasi Raymond Kopa, pesepak bola pertama Prancis yang memenangi Ballon d'Or, Michel Platini, serta Jean-Pierre Papin.
Kopa memenanginya pada edisi 1958 ketika Ballon d'Or masih berupa penghargaan buat pemain terbaik di Eropa.
???? Born on October 13 ????
Today we have a thought for Raymond Kopa, winner of the 1958 #ballondor, who gave his name to the #kopatrophy rewarding the best young player pic.twitter.com/Z04knAsxjs
— Ballon d'Or #ballondor (@francefootball) October 13, 2022
Nama legenda Real Madrid tersebut diabadikan dalam bentuk Kopa Trophy sebagai anugerah bagi Pemain Muda Terbaik dalam seremoni Ballon d'Or.
Kemudian Platini mengukir hattrick karena memenanginya tiga kali beruntun pada 1983, 1984, dan 1985.
Langkahnya disusul Papin pada 1991, atau yang terakhir sebelum era Zidane.
Setelah kemenangan Zidane pada 1998, sebenarnya beberapa bintang Les Bleus pernah bersaing sebagai finalis.
Namun, mereka sebatas mencapai peringkat 2 atau 3.
Secara beruntun, nama-nama tersebut ialah Zidane sendiri (2000; peringkat 2), Thierry Henry (2003; 2), Thierry Henry (2006; 3), Franck Ribery (2013; 3), Antoine Griezmann (2016; 3), serta Griezmann lagi (2018; 3).
Berkat kemenangan Karim Benzema, Prancis kini menyamai Jerman dan Italia sebagai negara pengirim individu juara terbanyak di Ballon d'Or.
Mereka sama-sama memiliki lima pemenang, diikuti Brasil dan Inggris (4).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | UEFA.com |
Komentar