BOLASPORT.COM - Fun football yang digelar PSSI bersama FIFA dianggap tidak menghormati suasana duka korban maupun keluarga Tragedi Kanjuruhan.
Pernyataan ini dilontarkan oleh sesepuh Aremania, Harie Pandiono Paimin melalui unggahan di Instagram pribadinya.
Harie mengecam kegiatan fun football PSSI bersama FIFA mengingat di hari yang sama korban meninggal Tragedi Kanjuruhan bertambah.
"Pagi 18 Oktober, ada 1 orang Aremania meninggal lagi setelah 17 hari berjuang, malamnya PSSI bikin fun football."
"Tanah kuburan para pahlawan yang meregang nyawa masih basah," tulis Harie.
Baca Juga: PSSI Pastikan Akan Gelar KLB, Tapi...
Adalah Andi Setiawan, korban ke-133 yang menghembuskan nafas terakhir setelah berjuang selama 17 hari di rumah sakit.
Warga Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, itu pergi meninggalkan dua anak.
Harie Pandiono yang juga dikenal sebagai pentolan Ultras Garuda merasa kecewa dengan sikap yang ditunjukkan PSSI bersama FIFA.
Ia menilai kedua belah pihak tidak memiliki empati di tengah penderitaan suporter korban insiden kemanusiaan.
Harie pun berharap agar Presiden RI Joko Widodo menindak tegas federasi sepak bola Indonesia.
"Total 133 orang meninggal dalam #TragediKanjuruhan belum ratusan yang berjuang di rumah sakit untuk hidup & kesembuhan," ujar Harie.
"Pak Presiden Jokowi, pak Mahfud MD jangan pernah didiamkan yang begini! Manusia-manusia yang tidak punya nurani," harapnya.
View this post on Instagram
Tragedi Kanjuruhan terjadi seusai laga tuan rumah Arema FC melawan Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022/2023, Sabtu (1/10/2022).
Pada pertandingan tersebut, Singo Edan julukan Arema FC dipaksa takluk dengan skor 2-3 dari Bajul Ijo.
Kekalahan itu memicu kericuhan yang melibatkan pendukung tim tuan rumah dengan pihak keamanan.
Situasi semakin memanas setelah pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah suporter.
Gas air mata itu menimbulkan kepanikan sehingga membuat suporter berlarian hingga terinjak-injak.
Tercatat ada 133 korban meninggal dunia sedangkan ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : |
Komentar