Menurutnya, karya ini penting bagi para pelatih usia dini agar diterapkan kepada atlet binaan, maupun orangtua untuk membaca buku ini sebagai panduan anaknya terjun sebagai atlet.
"Saya dapat info pembuatan buku ini setahun lalu. Ternyata beliau mencatat perjalanan saat jadi pelatih selama 10 tahun dan ingin menerbitkan legacy. Hal ini spesial karena angle-nya berbeda," kata Yoppy.
"Djarum Foundation mendukung penuh peluncuran buku ini. Kami menganggap ini merupakan hal penting sebagai bekal untuk aspek pelatihan atlet usia dini. "
"Mungkin sudah banyak yang menerapkan sport science di lapangan, tetapi pembahasan sport science dalam bentuk buku ini baru pertama kali," ucap Yoppy.
Baca Juga: Hasil Denmark Open 2022 - Sat Set, Apriyani/Fadia Mulus Lewati Ujian Pertama
"Yang paling jelas terlihat itu zamannya Hariyanto Arbi yang masih pakai ilmu titen bahasa Jawanya, itu hanya berdasarkan daya ingat saja. Nah sekarang dengan sport science bisa melihat kebiasaan lawan ketika bermain di lapangan lewat rekaman video."
"Apa kelemahan dan kelebihan lawan, itu ada presentasinya. Sehingga dari situ bisa digali dan di-review secara ilmiah," ucapnya.
Hariyanto Arbi menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman dilatih Basri 1984-1986, sport science sudah diterapkan sejak di Djarum seperti mencatat latihan, menonton video pertandingan.
"Latihan visualisasi apa yang mau diterapkan game. Sport science sekarang canggih, dulu masih manual. Anak saya pertama ikut latihan sehingga latihan keras. Kalau buku ini terbit dulu, anak saya bisa jadi pemain ha-ha-ha," kata Hari.
"Harapan saya dengan terbitnya buku ini banyak pelatih yang membaca dan bisa menerapkan sehingga melahirkan banyak juara."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar