Surat tersebut mendesak FIFA untuk mengeluarkan Iran dari Piala Dunia 2022 usai dinilai melakukan pelanggaran HAM karena kematian Amini.
Amini, yang meninggal atas dugaan penyiksaan oleh polisi moral Iran, membuat kekhawatiran tersendiri dalam ajang Piala Dunia nanti.
Pasalnya, keterbatasan akses warga Iran untuk berpartisipasi dalam gelaran tersebut dikhawatirkan.
Para figur olahraga Iran menilai bahwa sepak bola seharusnya bisa menjadi ruang aman bagi pria maupun wanita.
Namun, Iran dinilai gagal mewujudkan hal tersebut tidak hanya terhadap wanita, melainkan juga kepada pria sehingga membahayakan bagi semua pihak.
Desakan ini membuat para peserta yang tergabung dalam Grup B Piala Dunia 2022 bisa berubah jika Iran benar-benar dikeluarkan.
Iran hingga saat ini masih akan berada di Grup B dengan bersaing melawan Inggris, Amerika Serikat, dan Wales.
Baca Juga: Peserta Piala Dunia - Bukayo Saka akan Jadi Pembeda dan Senjata Utama bagi Inggris
Fifa has been called on to ban Iran from the 2022 World Cup in Qatar over women's rights in the country.
More ???? #BBCFootball
— BBC Sport (@BBCSport) October 20, 2022
Hingga saat ini, belum ada kejelasan siapakah negara pengganti jika Iran benar-benar didepak dari gelaran Piala Dunia.
Melansir dari Express, posisi Iran bisa saja digantikan oleh Uni Emirat Arab yang gagal lolos usai kalah dari Australia di babak play-off.
UEA yang merupakan negara tetangga Qatar sangat diuntungkan apabila bisa berpartisipasi.
Mereka turut membantu Qatar dengan memanfaatkan para pengunjung Piala Dunia untuk masuk ke UEA menggunakan Hayya Card.
Keuntungan besar akan bertambah jika UEA memang dinyatakan akan ikut dalam gelaran Piala Dunia menggantikan Iran.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Express.co.uk |
Komentar